Sementara dalam video lainnya yakni batu tersebut bisa menyalakan LED, tapi bila dilihat lebih teliti LED nampak tidak terhubung ke batu, ada beberapa fram yang cahayanya masih menyala. Jadi kemungkinan besar ada semacam arus yang datang dari tempat lain, dan bukan dari batu.
Selain itu, ada kemungkinan juga terdapat kapasitor di suatu tempat yang menyimpan sedikit muatan yang memberi daya pada baterai, saat kabel yang terhubung menyelesaikan rangkaian. Menurut para ahli batu itu bukan 'vibranium' atau bahan ajaib yang entah bagaimana menghasilkan listrik dari ketiadaan.
"Sejauh ini, kami tidak mengetahui mekanisme apa pun yang benar-benar mendukung fenomena semacam itu," kata Yaoguo Li, seorang profesor geofisika di Colorado School of Mines seperti yang dikutip dari IFL Science.
Li menjelaskan, batuan kekurangan bahan kimia untuk bisa menyimpan muatan seperti baterai. Karena, baterai pun sebenarnya tidak menyimpan energi listrik, tapi dalam bentuk yang berbeda, yang kemudian diubah menjadi energi listrik lewat reaksi kimia antara anoda, katoda, dan elektrolit.
Adapun perbedaanya yaitu mineral yang tidak akan melepaskan elektron yang dibutuhkan untuk menyimpan serta menghasilkan muatan.
Agar batuan bisa menjadi 'pembangkit tenaga listrik' seperti pada video viral tersebut , batuan tersebut harus memiliki anoda dan katoda yang bisa berinteraksi. Para ahli mengatakan, video yang viral tersebut lebih kepada sulap atau tipuan, bukan materi baru yang revolusioner.
Editor : Boby
Artikel Terkait