JAKARTA, iNewsKarawang.id - Sebuah batu dapat menciptakan percikan api ketika digosokkan, videonya viral di media sosial.
Selain itu, batu tersebut dihubungkan dengan kabel dan kemudian memberi daya pada sebuah lampu LED.
Batu tersebut kabarnya ditemukan di Republik Demokratik Kongo. Kabar tersebut pun menarik perhatian banyak orang. Karena, batu semacam itu kemungkinan besar akan mengubah baterai dan penyimpanan daya. Namun, para ahli menyebut saat ini belum ada mineral yang mampu menghasilkan tenaga listrik.
Pasalnya, mineral di dalam batuan tidak memiliki susunan molekul yang diperlukan untuk menyimpan atau melepaskan muatan. Adapun hal terbaik yang bisa dilakukan hanyalah menyebarkannya.
Menurut para ahli, yang kemungkinan terjadi yaitu frame di video dipotong, sehingga tepi batu tidak bisa terlihat dalam video yang memercik listrik, sehingga ada kemungkinan kabel terhubung ke ke batuan tersebut yang diyakini para ahli adalah mineral pirit.
Para ahli menjelaskan, batu-batu tersebut menghantarkan arus listrik hingga menyebabkan percikan saat dua batu itu digosokkan.
Sementara dalam video lainnya yakni batu tersebut bisa menyalakan LED, tapi bila dilihat lebih teliti LED nampak tidak terhubung ke batu, ada beberapa fram yang cahayanya masih menyala. Jadi kemungkinan besar ada semacam arus yang datang dari tempat lain, dan bukan dari batu.
Selain itu, ada kemungkinan juga terdapat kapasitor di suatu tempat yang menyimpan sedikit muatan yang memberi daya pada baterai, saat kabel yang terhubung menyelesaikan rangkaian. Menurut para ahli batu itu bukan 'vibranium' atau bahan ajaib yang entah bagaimana menghasilkan listrik dari ketiadaan.
"Sejauh ini, kami tidak mengetahui mekanisme apa pun yang benar-benar mendukung fenomena semacam itu," kata Yaoguo Li, seorang profesor geofisika di Colorado School of Mines seperti yang dikutip dari IFL Science.
Li menjelaskan, batuan kekurangan bahan kimia untuk bisa menyimpan muatan seperti baterai. Karena, baterai pun sebenarnya tidak menyimpan energi listrik, tapi dalam bentuk yang berbeda, yang kemudian diubah menjadi energi listrik lewat reaksi kimia antara anoda, katoda, dan elektrolit.
Adapun perbedaanya yaitu mineral yang tidak akan melepaskan elektron yang dibutuhkan untuk menyimpan serta menghasilkan muatan.
Agar batuan bisa menjadi 'pembangkit tenaga listrik' seperti pada video viral tersebut , batuan tersebut harus memiliki anoda dan katoda yang bisa berinteraksi. Para ahli mengatakan, video yang viral tersebut lebih kepada sulap atau tipuan, bukan materi baru yang revolusioner.
Editor : Boby
Artikel Terkait