Keberadaan Barongsai di Indonesia
Kesenian barongsai diperkirakan masuk di Indonesia pada abad-17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Saat itu mengalami masa maraknya, saat zaman masih adanya perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan. Di mana setiap perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan di berbagai daerah di Indonesia hampir dipastikan memiliki sebuah perkumpulan barongsai.
Selanjutnya, perkembangan barongsai berhenti pada 1965, setelah meletusnya Gerakan 30 S/PKI. Hal tersebut karena situasi politik pada waktu itu, segala macam bentuk kebudayaan Tionghoa di Indonesia dibungkam.
Kebudayaan yang ikut dimusnahkan termasuk barongsai. Saat itu tidak boleh dimainkan lagi apalagi sampai terjadi festival. Selanjutnya, perubahan situasi politik yang terjadi di Indonesia setelah tahun 1998 membangkitkan kembali kesenian barongsai dan kebudayaan Tionghoa lainnya.
Kala itu, mulai banyak perkumpulan barongsai kembali bermunculan. Berbeda dengan zaman dahulu, saat ini tidak hanya kaum muda Tionghoa saja yang memainkan barongsai, tetapi banyak pula kaum muda pribumi Indonesia yang ikut serta.
Tarian, Gerakan, dan Jenis Barongsai
Tarian barongsai ini terdiri dari dua jenis utama, yaitu Singa Utara yang memiliki surai ikal dan berkaki empat, dan Singa Selatan yang bersisik dan bertanduk.
Sementara itu penampilan singa Utara lebih mirip singa karena berbulu tebal, bukan bersisik.Tarian naga berasal dari zaman Dinasti Han dan dipercaya sebagai metode penyembuhan dan pencegahan penyakit.
Editor : Boby
Artikel Terkait