Ini Alasannya Kenapa Barongsai Identik dengan Perayaan Imlek?

Novie Fauziah/Boby
Barongsai saat perayaan Imlek. (Foto: TIME)

JAKARTA, iNewsKarawang.id - Barongsai adalah tarian tradisional China yang menggunakan sarung bebentuk singa dan sudah mendunia. Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa lambang singa sebagai pembawa keberuntungan, keunggulan, kekuatan hingga kebijaksanaan.

Maka perayaan Imlek atau Tahun Baru China identik dengan barongsai. Karena atraksi barongsai selalu hadir menyemarakkan Imlek dan jadi pertunjukan paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Barongsai digerakkan oleh orang dengan atraktif diiringi alunan musik yang khas.

Melansir dari China Highlights, masyarakat Tionghoa juga percaya kalau simbol singa bisa memberikan kebahagiaan, khususnya saat perayaan Imlek berlangsung. Sehingga semua bisa merasakan suka cita yang mendalam, dan hidupnya diwarnai dengan keberuntungan besar.

Tak hanya itu saja, simbol singa pada barongsai ini juga dipercaya dapat mengusir roh-roh jahat, hingga keburukan-keburukan lainnya. Untuk itu bagi mereka yang merayakan imlek akan terus dilindungi dari segala hal-hal negatif.

Oleh karena itu diadakannya festival barongsai saat perayaan Imlek diharapkan, bisa membawa harapan keberuntungan serta kemakmuran bagi semua orang di setiap tahunnya.

Sejarah Singkat Barongsai

Kesenian Barongsai mulai populer pada zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei), yakni tepatnya pada 420-589 Masehi. Saat itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi.

Kemudian seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya tersebut membuahkan hasil, pada akhirnya tarian barongsai melegenda hingga saat ini.

Keberadaan Barongsai di Indonesia

Kesenian barongsai diperkirakan masuk di Indonesia pada abad-17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Saat itu mengalami masa maraknya, saat zaman masih adanya perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan. Di mana setiap perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan di berbagai daerah di Indonesia hampir dipastikan memiliki sebuah perkumpulan barongsai.

Selanjutnya, perkembangan barongsai berhenti pada 1965, setelah meletusnya Gerakan 30 S/PKI. Hal tersebut karena situasi politik pada waktu itu, segala macam bentuk kebudayaan Tionghoa di Indonesia dibungkam.

Kebudayaan yang ikut dimusnahkan termasuk barongsai. Saat itu tidak boleh dimainkan lagi apalagi sampai terjadi festival. Selanjutnya, perubahan situasi politik yang terjadi di Indonesia setelah tahun 1998 membangkitkan kembali kesenian barongsai dan kebudayaan Tionghoa lainnya.

Kala itu, mulai banyak perkumpulan barongsai kembali bermunculan. Berbeda dengan zaman dahulu, saat ini tidak hanya kaum muda Tionghoa saja yang memainkan barongsai, tetapi banyak pula kaum muda pribumi Indonesia yang ikut serta.

Tarian, Gerakan, dan Jenis Barongsai

Tarian barongsai ini terdiri dari dua jenis utama, yaitu Singa Utara yang memiliki surai ikal dan berkaki empat, dan Singa Selatan yang bersisik dan bertanduk.

Sementara itu penampilan singa Utara lebih mirip singa karena berbulu tebal, bukan bersisik.Tarian naga berasal dari zaman Dinasti Han dan dipercaya sebagai metode penyembuhan dan pencegahan penyakit.

Editor : Boby

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network