Setelah Lebaran 2022 dikabarkan Tarif KRL Commuter Line akan mengalami kenaikan.
Salah seorang Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai kebijakan dari kenaikan harga KRL harus segera direalisasikan.
"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) harus segera membahasnya lagi,"ujar Djoko kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (12/5).
Joko menyebut kenaikan harga KRL kan adalah wacana lama yang belum terlaksana dan terealisasi, sebenarnya dari 2018 sudah mau dinaikkan, harusnya juga segera di realisasikan tak perlu di tunda-tunda lagi.
"Kita telah melakukan sejumlah survei kepada pengguna KRL yang menyatakan tak keberatan dengan naiknya harga Tarif KRL yang baru,"ucap Djoko.
Djoko mengakui, ia lupa angka berapa persennya tapi intinya mayoritas masyarakat tidak apa-apa. Intinya kan subsidi itu untuk yang bekerja commuter. Secara umum UMP setiap tahun naik, kalau pun ada yang keberatan atau tidak mampu masyarakat bisa mengusulkan dari RT atau RW setempat. Sekarang lebih mudah.
Adapun Usulan kenaikan tarif KRL yang akan naik adalah tarif dasar sejauh 25 kilometer (km) untuk perjalanan pertama KRL dan tarif KRL bakal naik Rp2.000.
Di mana rencananya dinaikkan menjadi Rp5.000 dari sebelumnya Rp3.000.
“Disamping itu, beban pemerintah juga bisa berkurang dan subsidinya bisa dipakai tempat lain. Apalagi sekarang fasilitas sudah bagus di KRL, nyaman juga,” tambahnya.
Dengan begitu, pemerintah pun telah melakukan sejumlah Sosialisasi sudah dilakukan berkali-kali dari tahun 2018 dan harus segera direalisasikan.
“Saya mendukung, segera aja dinaikan, kalau lama gak direalisasikan akan jadi masalah lagi. Gak usah lama-lama agar masyarakat percaya dan tidak menganggap pemerintah main-main,” pungkasnya.
Editor : Boby