get app
inews
Aa Text
Read Next : All Eyes on Rafah Mendunia, MUI: Buka Mata Dunia Israel Tak Berprikemanusiaan

Begini Sejarah Perbedaan Sholat Tarawih 8 dan 20 Rakaat

Senin, 11 April 2022 | 16:37 WIB
header img
Sejarah perbedaan sholat tarawih 8 dan 20 rakaat (foto: Okezone)

JAKARTA - Sholat tarawih di malam bulan ramadhan merupakan salah satu amalan sunnah sesuai ajaran Rasulullah. Lantas, mengapa terdapat perbedaan mengenai jumlah rakaat dalam shalat tarawih jika sumbernya langsung dari Rasulullah? Mari kita simak.

Perbedaan yang terdapat dalam jumlah sholat tarawih sebaiknya tidak perlu dipusingkan. Perbedaan rakaat sudah ada sejak dahulu kala, dan keduanya memang benar untuk dilakukan.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH M Cholil Nafis mengungkapkan, sholat tarawih sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad. Nabi lah yang memulai diadakannya sholat tarawih.

"Kemudian diikuti dengan para sahabat," katanya saat dihubungi Okezone.

Lebih lanjut, kata kiai Cholil, dari sini pula bermula perbedaan hitungan jumlah rakaat sholat tarawih 11 rakaat atau 23 rakaat (20 rakaat tarawih dan 3 rakaat sholat witir).

Jumlah sholat tarawih 20 rakaat adalah hasil ijtihad Sayidina Umar bin Khattab. Hal ini karena dulu Tarawih dilakukan per-dua rakaat dan thawaf sebanyak tujuh kali. Kemudian Islam pun berkembang ke beberapa kota dan negara. Agar pahalanya sama dengan melaksanakan thawaf, lalu Sayidina Umar menambah ijtihadnya dari 20 menjadi 23 rakaat beserta Sholat Witir. "Jadi itu sama-sama sunah Nabi dan khulafaur rasyidin atau sahabat-sahabat Nabi," terang Kiai Cholil.

Sementara tarawih 11 rakaat berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan sayidina Aisyah ra. "Dari Abu Salamah bin Abdirrahman, ia bertanya kepada Aisyah RA, 'Bagaimanakah sholat Rasulullah SAW di bulan Ramadhan?'

Aisyah RA menjawab, 'Rasulullah SAW tidak pernah menambah di dalam Ramadhan dan di luar Ramadhan lebih dari 11 rakaat. Beliau shalat empat rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian, beliau shalat empat rakaat jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian, beliau shalat tiga rakaat."

Ihwal perbedaan bilangan sholat Tarawih apakah 11 rakaat atau 23 rakaat, Ketua Ikatan Sarjana Quran dan Hadits Ustadz Fauzan Amin menyatakan sejatinya sholat Tarawih itu tidak ada ketentuan khusus berapa jumlah rakaatnya alias bebas.

Ustad Fauzan lantas memperkuat pendapatnya tentang jumlah rakaat tarawih yang fleksibel berdasarkan sejarahnya dan beberapa hadist.

Dari Abi Hurairah ra: Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam menggemarkan Salat pada bulan Ramadan dengan anjuran yang tidak keras. Beliau berkata: “Barang siapa yang melakukan ibadah (Salat tarawih) di bulan Ramadan hanya karena iman dan mengharapkan ridho dari Allah, maka baginya di ampuni dosa-dosanya yang telah lewat”. (HR: Muslim).

Ditambah lagi dengan kesaksian istri Rasulullah, Aisyah Ummil Mu’minin ra: sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam pada suatu malam sholat di masjid, lalu banyak orang sholat mengikuti beliau, beliau sholat dan pengikut bertambah ramai (banyak) pada hari ketiga dan keempat orang-orang banyak berkumpul menunggu beliau Nabi, tetapi Nabi tidak keluar (tidak datang) ke masjid lagi.

Ketika pagi-pagi, Nabi bersabda: “sesungguhnya aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali kalau sholat ini diwajibkan pada kalian”. Siti ‘Aisyah berkata: “hal itu terjadi pada bulan Ramadan”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadist ini, menurut ustadz Fauzan Amin, menerangkan bahwa Rasulullah memang pernah melaksanakan sholat Tarawih. Pada malam hari yang kedua beliau datang lagi mengerjakan sholat dan pengikutnya tambah banyak. Pada malam yang ketiga dan keempat Nabi tidak datang ke masjid, dengan alasan bahwa beliau takut sholat Tarawih itu akan diwajibkan Allah melalui wahyu karena umat islam sangat antusias dan bertambah banyak jumlah jamaah sholat tarawihnya.

"Rasulullah melaksanakan sholat Tarawih berjamaah di masjid hanya dua malam dan hukumnya adalah sunnah karena sangat digemari olehnya dan beliau mengajak orang-orang untuk mengerjakannya. Tidak ada penyebutan bilangan rakaat dan ketentuan rakaat sholat Tarawih secara rinci. Sahabat Umar bin Khattab yang punya ijtihad," ujar Fauzan merinci.

Pada zaman sahabat Umar, rakaat sholat tarawih adalah 20 rakaat tanpa witir, sebagaimana yang sudah disepakati oleh umatnya, baik ulama’ salaf atau ulama’ kholaf bahkan ini sudah menjadi ijma’ sahabat dan semua ulama’ madzhab, Syafi’i, Hanafi, Hanbali dan mayoritas Madzhab Maliki. Dalam konteks keindonesiaan, warga Nahdlatul Ulama menerapkan konsep sholat Tarawih ini.

Imam Malik sendiri memilih 8 rakaat namun secara mayorits Malikiyyah sesuai dengan pendapat mayoritas Syafi’iyyah, Hanabilah, dan Hanafiyyah yang telah sepakat bahwa sholat Tarawih terdiri dari 20 rakaat.

Sebagian umat Muslim di Indonesia melaksanakan sholat Tarawih sebanyak 11 rakaat, yakni termasuk tiga rakaat witir juga bisa menjadi pilihan, dengan formasi 4-4-3 (witir). Ada juga yang 11 rakaat dengan formasi 2-2-2-2-2-1 (witir).

"Dari Abu Salamah bin Abdirrahman, ia bertanya kepada Aisyah RA, 'Bagaimanakah shalat Rasulullah SAW di bulan Ramadhan?'

Aisyah RA menjawab, 'Rasulullah SAW tidak pernah menambah di dalam Ramadhan dan di luar Ramadhan lebih dari 11 rakaat. Beliau shalat empat rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian, beliau shalat empat rakaat jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian, beliau shalat tiga rakaat."

Editor : Boby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut