get app
inews
Aa Text
Read Next : Bapenda Karawang Luncurkan Fitur E-SPPT, Wajib Pajak Bisa Cetak SPPT Secara Mandiri

Kerupuk Melarat Mak Edah Asal Karawang, Camilan Rakyat dengan Rasa yang Dipuji Jokowi

Jum'at, 31 Oktober 2025 | 18:24 WIB
header img
Kerupuk Melarat Mak Edah Asal Karawang, Camilan Rakyat dengan Rasa yang Dipuji Jokowi. Foto : iNewskarawang.id/Nila kusuma

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Siapa sangka, dari dapur sederhana di Kampung Kedawung, Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari, Karawang, lahir produk kerupuk melarat yang kini dikenal hingga ke istana. Mak Edah atau Jubaedah (50), sosok perempuan tangguh yang sukses mengangkat nama desanya lewat camilan khas rakyat itu.

Nama Mak Edah mulai dikenal publik setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencicipi kerupuk melarat buatannya dalam acara Silaturahmi Nasabah Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) di Bekasi, 16 Februari 2024 lalu. Saat itu, Jokowi bahkan memuji produknya sebagai “kerupuk melarat dengan rasa mewah.”

"Waktu itu Pak Jokowi bilang rasanya enak, gurih, dan khas. Saya tidak menyangka bisa sampai bertemu presiden,” kenang Mak Edah sambil tersenyum, Jumat (31/10/2025).

Usai pertemuan dengan Jokowi, sejumlah pejabat tinggi negara hingga Gubernur Jawa Barat pun datang berkunjung ke rumah produksinya. Namun, Mak Edah mengaku masih menyimpan satu harapan.

"Saya masih menunggu Pak Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, datang ke tempat kami. Dulu beliau sempat janji mau berkunjung saat kampanye, tapi sampai sekarang belum terealisasi,” ujarnya penuh harap.

Perjalanan Mak Edah menuju sukses tak mudah. Sebelum dikenal luas, ia sempat bekerja sebagai buruh pabrik di Tangerang. Pandemi Covid-19 membuatnya terkena PHK dan memutuskan pulang kampung. Dari situlah ia mulai merintis usaha kerupuk melarat bersama para perempuan sepuh di desanya.

"Anggota kami kebanyakan ibu-ibu usia lanjut. Pendapatan kami kecil, tapi semangat kami besar. Kami terus bekerja setiap hari,” ucapnya.

Keberuntungan datang ketika PT Pertagas (Pertamina Gas) melirik potensi kelompoknya, Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Tanjung, dan memberikan bantuan melalui program CSR.

"Pertagas memberikan bantuan alat masak modern, dapur produksi, serta pendampingan usaha. Sekarang kami bisa memproduksi hingga 20 kilogram kerupuk melarat per hari, atau sekitar 200 bungkus siap jual,” kata Mak Edah.

Tak hanya soal ekonomi, bantuan Pertagas juga berdampak sosial. Kini, Desa Tanjung yang dulu berstatus desa rawan miskin telah berubah menjadi desa mandiri.

“Kami juga dibantu fasilitas pendidikan dan kesehatan. Bahkan sekarang anak-anak balita sudah punya sekolah PAUD sendiri di desa,” tambahnya.

Sementara itu, Analis CSR PT Pertagas, Tedy Abadi Yanto, menyebut pendampingan kepada KWT Desa Tanjung telah selesai sejak 2023. Meski begitu, kelompok binaan Mak Edah kini dinilai telah mandiri dan terus berkembang.

“Desa Tanjung dulu masuk kategori rawan miskin, tapi sekarang sudah lepas dari status itu. Ekonomi masyarakat meningkat berkat semangat warga dan pendampingan berkelanjutan,” jelas Tedy.

Pertagas memilih Desa Tanjung karena potensi ekonominya yang besar serta lokasinya yang dilintasi jaringan pipa gas. 

"Kami berharap kelompok ini terus maju dan menjadi contoh pemberdayaan masyarakat di Karawang,” katanya.

Meski telah mencuri perhatian banyak pejabat dan tokoh nasional, Mak Edah tetap sederhana dan bersahaja. Ia hanya ingin satu hal, melihat Bupati Aep Syaepuloh datang langsung ke dapur produksinya.

"Biar Pak Bupati lihat sendiri, kerupuk melarat kami bukan lagi rasa melarat, tapi rasa mewah,” tutup Mak Edah sambil tertawa.

Editor : Frizky Wibisono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut