Dibalik Geliat Pertanian Kota Padi, Ada Kenyataan Pahit Penyuluh Pertanian Karawang Timur

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Di balik geliat sektor pertanian Karawang yang menjadi salah satu penopang pangan nasional, para penyuluh pertanian di Kecamatan Karawang Timur justru menghadapi kenyataan pahit, mereka bekerja tanpa kantor tetap.
Sejak 2019, kantor UPTD Pengelolaan Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang Timur rusak parah akibat terjangan angin puting beliung. Hingga kini, gedung itu terbengkalai dan tak lagi bisa digunakan.
Bahkan, sudah dianggap rumah hantu oleh sebagian warga sekitar karena kondisinya menyeramkan.
“Kondisinya mulai rusak sejak 2019, waktu itu atap aula roboh karena puting beliung. Lama-lama semua ruangan hancur, akhirnya tidak bisa dipakai lagi,” tutur Kepala UPTD Pertanian Karawang Timur, Intan Triana, Kamis (21/8/2025).
Sejak itu, aktivitas para penyuluh berubah drastis. Alih-alih berkantor di satu tempat, mereka bekerja secara mobile, berpindah-pindah lokasi sesuai kebutuhan.
"Tahun 2020 kami sudah jarang pakai kantor itu. Jadi ya kerjanya nomaden, di mana ada ruang untuk bertemu dengan petani, di situlah kami berkantor,” jelas Intan.
Upaya mencari tempat kerja sempat dilakukan. Pada 2023, mereka menyewa bangunan di Desa Tegalsawah untuk dijadikan kantor sementara. Namun masa kontrak tidak berlangsung lama.
Saat ini, aktivitas dipindahkan ke sebuah gedung laboratorium baru. Meski demikian, Intan mengakui kondisi fasilitas itu masih jauh dari ideal untuk menunjang pelayanan.
“Kami sudah tiga kali mengajukan permohonan bantuan perbaikan kantor. Tapi waktu itu terhalang pandemi covid, hingga sekarang belum ada realisasi,” ungkapnya.
Padahal, keberadaan kantor representatif bukan sekadar soal kenyamanan kerja, melainkan kebutuhan vital untuk mendukung koordinasi dengan para petani dan penyuluh lapangan.
“Kami berharap ada perhatian serius dari Kementerian Pertanian maupun Dinas Pertanian Karawang. Kantor yang layak akan sangat membantu agar pelayanan bisa berjalan maksimal,” tegas Intan.
Kini, meski tanpa kantor tetap, para penyuluh pertanian Karawang Timur tetap berkomitmen mendampingi petani di lapangan. Dengan segala keterbatasan, mereka terus memastikan program pertanian tetap berjalan, meski harus hidup berpindah layaknya “pengembara” di tengah ladang hijau Karawang.
Editor : Frizky Wibisono