Mediasi RS Hastien dan Keluarga Pasien, Dinkes: RS Sudah Maksimal Melakukan Upaya Medis

KARAWANG, iNEWSKarawang.id - Rumah Sakit Hastien Karawang menggelar pertemuan dengan keluarga pasien ibu dan bayi meninggal karena terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sebelumnya sempat dirawat di RS Hastien, Rengasdengklok, Karawang.
Pertemuan itu dihadiri oleh Perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, jajaran manajemen RS Hastien dan pihak keluarga pasien yang didampingi oleh salah satu organisasi media.
Dalam pertemuan yang di gelar pada Selasa,(5/8/2025) di Aula RS Hastien Karawang, Dr. Rey mewakili RS Hastien memaparkan bahwa sejak pasien datang ke RS Hastien pada 22 Juli 2025, pihaknya telah memberikan tindakan sesuai SOP medis kepada pasien tersebut.
"Dihari ke-4, pasien didiagnosis DBD dan dilakukan perawatan intensif. Kami juga memberikan obat-obatan yang aman bagi ibu dan janin yang dikandung pasien,"ungkap Rey, dalam pertemuan itu. Selasa, (5/8/2025).
Sayangnya, kondisi kesehatan pasien mulai menurun setelah hari ke 7 masa perawatan tepatnya pada tanggal 28 Juli 2025 dan sempat dilarikan ke ruang ICU.
"Saat kondisi menurun, kita upayakan rujukan melalui Si Jari Emas. Namun sejumlah rumah sakit penuh dan tidak bisa menampung pasien,"katanya.
Setelah koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Karawang, RS Hastien diminta untuk memaksimalkan pengobatan, sambil menunggu rumah sakit rujukan yang siap menampung pasien.
Sementara itu, Subkoor Kesehatan Keluarga (Kesga) Dinkes Karawang, dr. Eneng membenarkan jika pihak RS Hastien telah berupaya melakukan rujukan. Bahkan, kata Neneng, telah dilakukan rujukan ke-7 Rumah Sakit di Karawang dan Bekasi serta telah dilakukan juga rujukan ke RSHS namun semua rumah sakit dalam kondisi penuh.
"Jadi, bicara upaya, RS Hastien dan Pemerintah Kabupaten Karawang telah berupaya semaksimal mungkin. Dan itu bentuk pemerintah melayani masyarakat tanpa pandang bulu terhadap pasien BPJS," kata Eneng.
Terkait persoalan rumah sakit penuh, Dr. La Ode selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Karawang menyebut fenomena itu bukan hanya terjadi di Karawang, melainkan disejumlah daerah.
Ia juga menyebut, Pemerintah Kabupaten Karawang dalam upaya menangani ruang IGD penuh menghadirkan rumah sakit baru, yakni RSU Rengasdengklok Karawang.
"Ini bukan persoalan di satu daerah, semua sama. Kita sudah berupaya merujuk kemana-mana dan pihak RS Hastien pun sudah maksimal serta sesuai SOP dalam memberikan tindakan,"ujarnya.
Setelah berbagai upaya dilakukan, nyawa Yolanda dan bayinya tak tertolong. Pihak rumah sakit telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
Pihak keluarga pasien yang diwakili oleh Organisasi Wartawan, Raja Simatupang, mengatakan pihaknya meminta agar pihak rumah sakit memberikan hasil rekam medis untuk bahan pembanding dan meminta agar rumah sakit melakukan audit.
Sebagai penutup dan menjawab tuntutan pihak keluarga korban, Ika, selaku kuasa hukum RS Hastien Karawang mengatakan, Untuk langkah lanjutan, pihak RS Hastien bakal melakukan Audit Internal guna memastikan kembali penanganan kepada pasien Yolanda (16) sesuai SOP medis. RS Hastien juga bersedia memberikan resume medis sesuai aturan yang berlaku kepada pihak keluarga pasien.
"Kami turut berdukacita atas kepergian saudari Yolanda. Tapi, selama ini rumah sakit Hastien selalu melayani pasien dengan pelayanan terbaik tanpa membeda-bedakan status sosialnya. Atas peristiwa ini, kami akan terus berbenah agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi," tukasnya.
Editor : Frizky Wibisono