get app
inews
Aa Text
Read Next : Pilkades di Karawang Bakal Gunakan Sistem E-Voting

Lapak Sederhana di Situs Bersejarah, Jeritan Sunyi Pedagang Kecil Rengasdengklok

Sabtu, 28 Juni 2025 | 12:19 WIB
header img
Ibu Atika, Pedagang di Situs Bersejarah Rengasdengklok. Foto : iNewskarawang.id/Sri Susanti.

KARAWANG, iNEWSKarawang.id — Di bawah naungan pohon-pohon tua di kawasan bersejarah Rengasdengklok, aroma gorengan hangat dan kopi hitam mengepul dari lapak sederhana milik Ibu Atika

Sejak tiga tahun lalu, perempuan paruh baya itu menjajakan dagangannya tak jauh dari monumen bersejarah yang pernah menjadi saksi penculikan Soekarno-Hatta pada 16 Agustus 1945. Bagi Ibu Atika, situs perjuangan ini bukan sekadar lokasi berjualan. 

"Ini mah tempat nyari sesuap nasi,” ujarnya, Jumat (27/6/2025). 

Meski tak selalu ramai, ia tetap membuka lapak setiap hari, berharap rezeki datang dari pengunjung yang mampir berziarah sejarah atau sekadar melepas penat.

Tak hanya saat libur nasional atau Tahun Baru, malam Jumat kerap membawa berkah tersendiri. Banyak warga datang berdoa, membawa atmosfer yang khidmat sekaligus peluang dagang bagi para kaki lima seperti Atika.

Namun di balik semangatnya, ada keresahan yang disimpannya, tumpukan sampah yang sering kali luput dari perhatian. 

“Kadang kami bakar sampah sendiri karena enggak ada yang ambil. Kalau enggak gitu, numpuk,” keluhnya. 

Meski bukan bagian dari pengelola resmi, Atika dan pedagang lain patuh pada aturan tidak tertulis yang berlaku di kawasan ini. Kesadarannya menjaga kebersihan muncul bukan karena ada petugas, tapi karena rasa hormat pada tempat ini.

"Kalau ada anak muda yang pacaran atau berbuat yang enggak-enggak, kita suka ditegur sama orang sini. Katanya ini tempat sejarah, harus dijaga,” katanya.

Ketika disinggung soal pindah ke pasar modern seperti Pasar Baru atau Pasar Proklamasi, Atika hanya tersenyum pahit. 

"Biayanya mahal, harus nyicil tempat. Teman saya di Pasar Baru aja kadang cuma bawa pulang Rp20 ribu. Gimana mau cukup?” katanya lirih.

Situs Rengasdengklok yang menyimpan jejak perjuangan bangsa, bagi Atika, juga menyimpan jejak perjuangan pribadinya sebagai rakyat kecil yang bertahan hidup di tengah keterbatasan.

“Kalau tempat ini bisa dibenahi, biar makin banyak yang datang, pedagang juga ikut senang,” tuturnya penuh harap.

Editor : Frizky Wibisono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut