get app
inews
Aa Text
Read Next : Demi Lacak PKI, Badan Intelijen Indonesia Kirim Utusan ke Mossad Israel ! Ini Kisahnya

Viral Video Pabrik Sritex Diresmikan Soeharto, Kini Tutup per 1 Maret 2025 hingga Karyawan Menangis

Minggu, 02 Maret 2025 | 14:47 WIB
header img
Viral Video Sritex dari Peresmian oleh Presiden Soeharto sampai Akhirnya Tutup. (Foto: Okezone.com/Instagram)

JAKARTA, iNewsKarawang. id-Setelah dinyatakan pailit, Penutupan perusahaan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang merupakan pabrik tekstil terbesar ini berdampak sangat besar. Salah satunya 10 ribu pekerja terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Terlebih di media sosial juga banyak yang menanggapi penutupan pabrik Sritex per 1 Maret 2025. Bahkan ada yang membagikan video saat pabrik Sritex diresmikan Presiden Soeharto pada 1992.

1. Sritex Diresmikan Soeharto

Dalam video terlihat Presiden Soeharto didampingi Ibu Negara sedang meninjau pabrik tekstil.  Soeharto diketahui memiliki kedekatan dengan pemilik Sritex, Muhammad Lukminto.

Oleh karena itu, Pembangunan pabrik baru Sritex diresmikan Presiden Soeharto bersamaan dengan acara perluasan bersama 275 usaha kelompok aneka industri yang dipusatkan di lokasi Sritex, Sukoharjo, pada 1992.

2. Sritex Akhirnya Ditutup

Namun demikian perjalanan bisnis Sritex mesti berakhir di tahun ini, 2025. Setelah dinyatakan pailit, Sritex lagi bisa bertahan dan harus menutup pabrikya per 1 Maret 2025.

Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Iwan Kurniawan Lukminto memberikan kata-kata terakhir kepada seluruh karyawan Sritex usai PHK massal dan tutup pabrik per 1 Maret 2025. Dia menyampaikan terima kasih atas loyalitas dan dedikasi para karyawan yang telah bersama membangun perusahaan tekstil tersebut.

"Kalau dihitung para karyawan ini sudah bersama selama 21.382  hari sejak Sritex berdiri pada 16 Agustus 1966," kata Iwan di Semarang.

3. RIbuan Pekerja Kena PHK

Menurut dia, terdapat sekitar 8 ribu karyawan Sritex di Kabupaten Sukoharjo yang harus kehilangan pekerjaan akibat pailit tersebut Sementara secara keseluruhan, terdapat 12 ribu karyawan Sritex dan tiga anak usahanya yang kehilangan pekerjaan.

"Kami berduka, namun kami harus terus memberi semangat," katanya.

Iwan juga menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah selama proses kepailitan ini bergulir. Dia menegaskan manajemen Sritex akan kooperatif dan bekerja sama dengan kurator agar proses pemberesan tersebut bisa berjalan lancar.

Dia juga memastikan akan mengawal proses pemberesan kepailitan sehingga hak-hak para karyawan dipastikan terpenuhi.

Beredar juga Video para pegawai dan majamen Sritex berpamitan. Mengenakan seragam Sirtex, mereka saling berpelukan, menangis dan berpamitan dengan tempat kerja yang telah memberikan kehidupan selama ini.

4. Sejarah Sritex

Tahun 1966 merupakan tahun yang bersejarah sebagai awal berdirinya Sritex. Perusahaan ini didirikan oleh HM Lukminto sebagai pendiri perdagangan tekstil di Pasar Klewer, Solo, dengan nama UD Sri Redjeki.
Pada tahun 1968, UD Sri Redjeki melakukan ekspansi dengan mendirikan pabrik cetak pertama di Joyosuran, Solo, yang bertujuan untuk memproduksi kain mentah dan bahan putihan.

Memasuki era 1990-an, Sritex mulai merambah pasar ekspor dan menjadi pemasok terpercaya bagi berbagai merek ternama dunia, perusahaan ini dikenal luas sebagai produsen seragam militer, pakaian formal, serta produk tekstil berkualitas tinggi lainnya.

Kesuksesan Sritex semakin terlihat ketika perusahaan tersebut memutuskan untuk go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013, dengan kode saham SRIL

Kini, kepemilikan Sritex dipegang oleh Iwan Lukminto, dikenal sebagai sosok yang berpikiran maju dan berhasil membawa Sritex menembus pasar global, menjadikannya salah satu perusahaan tekstil terkemuka di dunia.

Namun, di balik kesuksesan yang telah diraih, Sritex kini menghadapi tantangan berat, persaingan global yang semakin ketat, kenaikan biaya produksi, dan dinamika pasar yang berubah membuat perusahaan harus mengambil langkah drastis.

Salah satunya adalah keputusan untuk melakukan PHK massal terhadap 6.600 karyawan serta menutup operasional pabriknya secara permanen mulai 1 Maret 2025.

Keputusan ini menjadi titik balik dalam perjalanan panjang Sritex, yang selama puluhan tahun telah menjadi tulang punggung industri tekstil Indonesia.

Editor : Boby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut