get app
inews
Aa Read Next : Museum Pengkhianatan PKI Dikenang sebagai Diorama Peristiwa Kelam Gerakan G30S 1965

Demi Lacak PKI, Badan Intelijen Indonesia Kirim Utusan ke Mossad Israel ! Ini Kisahnya

Minggu, 06 Agustus 2023 | 17:57 WIB
header img
Ilustrasi. (Foto: Dok Okezone.com)

JAKARTA, iNewskarang - Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) di era Shoerto mengirim sejumlah utusan kepada Tim Mossad ke Israel.

Hal itu di ungkap dalam Buku ‘Every Spy a Prince: The Complete History of Israel’s Intelligence Community’.

Tujuannya melatih kemampuan intelijen mereka yang nantinya berguna untuk melacak Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sementara buku 'Intel: Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia' karya Kenneth J Conboy menuliskan, kala itu awalnya Bakin dipimpin oleh Yoga Soegomo, lalu dimutasi dan digantikan oleh sosok baru tapi lama, yakni Mayjen Sutopo Juwono.

Sutopo pernah terlibat dalam Badan Rahasia Negara Indonesia atau Brani, dan masuk ke dalam kelompok inti. Hal ini didasarkan keterangan di buku ‘Soeharto & Barisan Jenderal Orba: Rezim Militer di Indonesia 1975-1983’, karya David Jenkins.

Sutopo sendiri memiliki dua bawahan, yang terdiri dari Deputi I Brigjen Poerwosoenoe, bertugas menangani masalah-masalah keamanan negara serta Deputi II Kolonel Nichlany Soedarjo.

Sosok kedua ini ternyata merupakan orang yang cukup penting. Dirinya merupakan orang yang melacak keberadaan sisa-sisa PKI.

“Pada awal 1965, dia (Nichlany) mengawasi pembentukan suatu unit intelijen khusus di tubuh Polisi Militer. Unit bernama Detasemen Pelaksana Intelijen Polisi Militer atau Den Pintel Pom ini memiliki tujuan tidak tertulis untuk melacak jejak para anggota PKI,” kata Ken, lulusan Georgetown University School of Foreign Services yang pernah bekerja di perusahaan konsultan keamanan di Jakarta.

Pada 1968, Nichlany berjasa dalam pembentukan Satuan Khusus Pelaksana Intelijen atau Satsus Pintel atau populer disebut Satsus Intel. Saat itu, dirinya bekerja sebagai wakil asisten intelijen Kopkamtib.

Latihan mata-mata ini dibantu oleh sejumlah negara. Salah satunya adalah Amerika Serikat (AS ), yang mengirimkan instruktur kawakan Richard Fortin untuk memberikan pelatihan teknik pengintaian dasar.

Tidak hanya AS, Inggris pun juga turun membantu. Tahun 1969, Dinas Intelijen Inggris, MI6, mengirim seorang personelnya untuk memberikan pelatihan cara menangani agen.

Sementara itu, pada 1970, warga Inggris Anthony Tingle, juga datang memberikan pelatihan selama empat minggu mengenai teknik pengumpulan informasi.

“Jika paspornya diabaikan, Tingle sebenarnya seorang brigadir Israel berusia 50 tahun dan bekerja untuk Badan Intelijen Israel, Mossad,” lanjut Ken.

Nichlany memaksa untuk belajar di bawah Israel, karena memahami kapabilitas mereka dalam dunia intel, kendati Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik apa-apa saat itu. “Kita akan mendatangkan instruktur dari Israel karena mereka yang terbaik di dunia,” katanya.

Ketika ada peristiwa pembajakan Pesawat Garuda DC 9 di Bangkok tahun 1981, Bakin mengalami reformasi besar-besaran, dan mengalami penyusutan jumlah personel.

Saat Benny Moerdani diangkat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Rakyat Indonesia (ABRI) , Pusat Intelijen Strategis diperluas menjadi Badan Intelijen Strategis (Bais).

Moerdani merasa ada campur tangan rahasia intelijen pemerintah di balik pembajakan Woyla. Hal ini diungkapkan oleh Andi Widjajanto dalam bukunya ‘Hubungan Intelijen-Negara’.

“Militerisasi Bakin yang terjadi pada awal pembentukannya ditandai dengan penempatan langsung Bakin di bawah kepemimpinan Soeharto yang dibantu oleh para perwira militer, seperti Soedirgo dan Yoga Soegomo,” tulisnya.

Salah satu agen intelijen Bakin yang dilatih Mossad itu mengenang bagaimana mereka dididik. Selama 15 kali kesempatan, instruktur mengajaknya ke hotel mewah dan menunjuk seorang asing yang duduk sendirian di lobi.

“Saya hanya punya waktu 15 menit untuk mengarang sebuah cerita, memperkenalkan diri dan meyakinkan orang tersebut untuk bertemu lagi dengan saya di lobi jam tujuh malam itu. Jika target menunggu malam itu, saya lulus,” ucapnya, ditulis Ken.

Editor : Frizky Wibisono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut