KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak terus menjadi perhatian serius di Karawang. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Karawang mengambil langkah cepat dengan menyiapkan 500 dosis vaksin guna mencegah meluasnya wabah ini.
Menurut Kepala DPKP Karawang, Rohman, sepanjang Desember 2024 hingga Januari 2025, tercatat 42 kasus PMK di wilayah tersebut.
"Dari jumlah itu, lima ekor hewan ternak telah mati akibat serangan virus PMK,” ungkapnya pada Selasa (7/1/2025).
Rohman menjelaskan, PMK disebabkan oleh virus RNA dari genus Apthovirus, yang sangat menular di antara hewan ternak.
"Virus ini menyerang jaringan sel hewan, melemahkan mereka, dan menyebabkan penurunan produksi daging serta susu. Untuk ternak muda, infeksi bisa berakibat fatal,” terangnya.
Untuk mengatasi situasi tersebut, DPKP Karawang memulai program vaksinasi massal yang ditargetkan menyentuh 500 ekor ternak. Hingga saat ini, 137 ekor telah menerima vaksin.
“Vaksinasi dilakukan bertahap di 10 titik, meliputi wilayah Kecamatan Karawang Barat, Klari, Telukjambe Timur, dan Telukjambe Barat,” jelas Rohman.
Sementara itu, Plt Kepala Bidang Peternakan DPKP Karawang, Nani Dwi Astuti, menambahkan bahwa vaksinasi hanya diberikan kepada ternak yang sehat.
"Kami harus memastikan kondisi ternak sebelum vaksinasi dilakukan. Insya Allah, program ini akan segera selesai,” kata Nani.
Selain vaksinasi, upaya pencegahan lainnya meliputi penyemprotan disinfektan, pemeriksaan rutin kesehatan ternak, dan sosialisasi informasi kepada peternak. Nani juga memastikan bahwa masyarakat tidak perlu panik terhadap penyebaran PMK.
"PMK bukan penyakit zoonosis, sehingga tidak menular ke manusia. Namun, peternak harus tetap waspada dan segera melaporkan gejala seperti demam, air liur berlebih, dan luka pada kuku ternak,” imbaunya.
Selain itu, Nani mengimbau kepada para Peternak yang menemukan gejala PMK dapat menghubungi hotline PMK Karawang di 087741479704.
"Dengan vaksinasi dan tindakan preventif ini, kami berharap ternak terlindungi, produktivitas peternak terjaga, dan kekhawatiran masyarakat dapat diminimalkan,” tutupnya.
Editor : Frizky Wibisono