KARAWANG, iNewskarawang.id - Kisah pilu seorang lansia penderita kanker ganas bernama Tohim (71) warga asal Dusun Benteng Ompong, Desa Cikarang, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang yang luput dari perhatian Pemerintah.
Genap dua puluh dua tahun sudah Tohim bertarung dengan kanker kulit ganas yang menyerang tubuhnya.
Selama itu,dirinya belum pernah mendapat bantuan sama sekali. Bahkan, lurah ditempat dirinya tinggal pun acuh padanya.
"Saya sering melihat orang-orang dapat bantuan, ada beras ada uang. Alhamdulillah saya belum pernah merasakan sama sekali. Bahkan kemarin mau berobat ke RSUD pinjam mobil ke lurah juga tidak dikasih," Ungkap Tohim kepada pewarta, Senin,(29/7/2024).
"Pernah dikasih uang cuman sekali, itu nominalnya 200 ribu, tapi 100nya dipotong. Jadi saya cuman dikasih 100 ribu saja," Imbuhnya.
Hidup Sebatang Kara
Bukan hanya harus bertarung melawan kanker yang telah menyerang dirinya sejak tahun 2002, saat berkunjung ke kediamannya, Tohim tinggal di rumah gubuk dengan luas tidak lebih dari kandang sapi.
Di gubuk itu, dirinya bertahan hidup seorang diri karena telah ditinggalkan oleh kedua anaknya yang pergi entah kemana.
"Kadang-kadang ada yang nyuruh nguli atau ngerambet, ya Alhamdulillah dapat 60 ribu. Saya punya 2 anak, tapi sekarang sudah gak tau kemana. Mereka pergi udah lama sekali, istri saya udah meninggal," katanya sambil mata berkaca-kaca.
Meskipun begitu dirinya bersyukur, ditengah kesulitan yang dirinya alami masih banyak tetangga yang peduli.
Bahkan, ketika Lurah tidak memberikan pinjaman kendaraannya untuk pengobatan Tohim, masih ada tetangga yang sukarela mengantarkan dirinya untuk berobat.
"Alhamdulillah, masih ada yang baik ke Abah, ada 4 kali diantar tetangga untuk berobat Ke RS yang arah Cikampek, RS Puri Asih, RS Paru, RS Karya Husada sama terakhir RSUD," katanya.
Harus Dioperasi dan Kehilangan Penglihatan
Sudah 5 rumah sakit Tohim sambangi, namun kesembuhan tak kunjung datang. Bahkan, diakhir pengobatan yang Ia lakukan, dirinya disarankan untuk melakukan operasi dan mengangkat penglihatannya.
"Tidak ada alternatif lain, harus dioperasi dan diangkat bola matanya karena sudah rusak," Ucapnya.
Dengan hal tersebut, Ia berharap pemerintah dapat membantunya untuk melakukan operasi. Sebab, saat ini dirinya telah parsah karena tidak memiliki keluarga dan biaya.
"Saya sudah pasrah, tujuan saat ini hanya bertahan hidup. kalau pun memang ada uluran tangan dari pemerintah, saya sangat bersyukur sekali, namun dirasa itu mustahil,"Tandasnya.
Editor : Frizky Wibisono