get app
inews
Aa Text
Read Next : Era Perubahan Dunia Pendidikan Indonesia Serta Harapan Kepsek SMK di Karawang

BPS Sebut Lulusan SMK Jadi Penyumbang Pengangguran Tertinggi di Indonesia, Ini Alasannya!

Selasa, 25 Juni 2024 | 12:59 WIB
header img
Alasan Lulusan SMK Jadi Penyumbang Pengangguran Tertinggi di RI (Foto: Okezone)

JAKARTA, iNewsKarawang.id-Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam data 10 tahun terakhir adalah penyumbang pengangguran terbesar di Indonesia.

Demikian berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Hal ini menurut data BPS dari Februari 2024, tingkat pengangguran dari SMK yakni sebesar 8,62%, SMA 6,73%, D4-S3 sebesar 5,63%, D1-D3 sebesar 4,87%, SMP 4,28%, SD 2,38%.

Data BPS terbaru juga menyebut  9.9 juta Gen Z menganggur, tidak bekerja dan tidak sedang menempuh pendidikan.

Lalu apakah kualifikasi lulusan pendidikan vokasi sudah sesuai dengan kebutuhan dunia kerja?

Padahal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendapatkan pagu anggaran 2025 yang telah disepakati DPR RI sebesar Rp108 triliun. Dari anggaran Rp108 triliun tersebut, akan mengalir ke Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi sebesar Rp3.748.514.146.

Presiden Joko Widodo juga telah mencanangkan penguatan pendidikan vokasi sejak awal periode dengan menerbitkan Perpres 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, sebagai kebijakan dan tentunya dukungan anggaran untuk menghasilkan generasi muda Indonesia yang terampil dan siap menyongsong visi dan misi Indonesia Emas 2045, namun hasilnya masih jauh dari harapan.

Menanggapi hal ini, pengamat pendidikan vokasi Farkhan mengatakan, banyaknya lulusan SMK dan gen Z yang menganggur tidak sepenuhnya kesalahan dari Kemendikbubristek.

Farkhan mengatakan, stigma bahwa lulusan SMK sebagai kontributor pengangguran terbesar berdasarkan data statistik ketenagakerjaan 10 tahun terakhir memang benar, namun jika disandingkan dengan data jumlah Gen Z yang menganggur pada rentang usia 15-24 tahun sebesar 16,42 persen, menunjukkan bahwa mereka adalah angkatan kerja dengan kemungkinan lulusan SMP hingga lulusan sarjana, yang secara statistik memang populasi pendidikan menengah SMA/SMK adalah terbesar proporsinya.

“Hal ini juga membuktikan program wajib belajar 12 tahun pemerintah cukup berhasil menurunkan angka putus sekolah khususnya di tingkat dasar hingga menengah,” katanya di Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Farkhan juga menjelaskan, jumlah peserta didik dan lulusan SMA sedikit lebih banyak ketimbang SMK, namun sebagian besar lulusan SMA terserap di perguruan tinggi dan sisanya masuk ke pasar kerja.

“Renstra Direktorat Jenderal Vokasi 2020 – 2024 menyebutkan bahwa proporsi melanjutkan pendidikan tinggi bagi lulusan SMK masih sangat rendah jika dibandingkan dengan lulusan SMA,” ucap anggota Forum Pengarah Vokasi Kemendikbudristek ini.

Dia menambahkan, tentu jumlah ini sangat jauh dibandingkan lulusan SMA yang melanjutkan, sehingga sebagian besar lulusan SMK akan memasuki pasar tenaga kerja, menyebabkan lulusan SMK menjadi kontributor terbesar pengangguran di Indonesia.

"Karena populasi yang masuk pasar kerja memang paling banyak. Justru yang penting disikapi adalah terjadinya ‘mismatch’ antara kualifikasi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja,” ucapnya.

Farkhan juga menerangkan berdasarkan data Sakernas BPS 2023 bahwa 29,36% mayoritas lapangan pekerjaan di Indonesia didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Namun kenyataannya berdasarkan data Dapodik, jumlah siswa SMK terbanyak saat ini justru di bidang keahlian TIK, disusul Teknologi dan Rekayasa, dan Bisnis Manajemen dengan total persentase 80%.

Sedangkan SMK di bidang keahlian Agribisnis dan Agroteknologi yang mewadahi kompetensi keahlian Pertanian jumlah siswanya hanya sekitar 4% saja.

"Hal ini tentu menggambarkan terjadinya permasalahan pada perencanaan dan pemetaan supply vs demand. Seharusnya buka/tutup kompetensi keahlian di SMK adalah hal yang wajar terjadi di SMK mengikuti dinamika pasar kerja,” katanya.

Editor : Boby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut