get app
inews
Aa Read Next : Begini Penjelasan Kemenag soal Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat pada 27 dan 28 Mei 2024

Kementerian Agama-Duta Besar Arab Saudi Lakukan Pertemuan, Bahas Persiapan Haji 2024

Senin, 11 Maret 2024 | 11:46 WIB
header img
Menag Yaqut Cholil Qoumas sambangi Dubes Arab Saudi (foto: Kemenag)

JAKARTA, iNewsKarawang. id-Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melakukan pertemuan  dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Faisal bin Abdullah Al-Amudi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2024).

Pertemuan tersebut membahas persiapan haji 2024 khususnya berkaitan dengan visa.

Menurut Yaqut, persiapan haji tahun ini sudah berjalan baik. Jemaah haji Indonesia juga bakal mendapatkan tempat terbaik di Mina.

"Saya senang sekali, persiapan haji 2024 ini berjalan lancar. Kami menyelesaikan kontrak pertama dibandingkan negara lain, dan kami diberikan tempat terbaik di Mina saat bertemu Menteri Haji di Arab Saudi," kata Yaqut, Minggu (10/3/2024).

Namun, Yaqut mengingatkan pelayanan visa haji dibatasi hingga 20 Syawal 1445 H. Dia pun berharap kuota haji tetap terserap maksimal.

"Tambahan kuota haji yang diberikan ke presiden dari pangeran harus terserap maksimal," ujarnya.

Selain itu, Menag juga mengungkapkan perhatiannya terkait penerbitan Visa Mujamalah atau visa undangan. Menurutnya, pemerintah tetap perlu memonitor para jemaah haji yang menggunakan Visa Mujamalah sehingga tetap bisa menjamin kenyamanan, keamanan hingga keselamatan jemaah.

"Karena di UU kami, menggunakan visa apa pun harus melalui pemerintah. Kalau di luar pemerintah harus dari travel. Kami harap ada pengaturan di haji yang akan datang ini bagi jemaah yang menggunakan Mujamalah. Agar tidak berangkat sendiri-sendiri. Sehingga keamanan dan keselamatan terjamin dari pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, Dubes Faisal merasa senang dengan persiapan haji yang dilakukan Indonesia. Apalagi, jemaah Indonesia juga mendapat tempat terbaik di Mina.

"Saya mengusulkan dibuat tim dari kami dan Kemenag. Kami mengharap bisa menyelesaikan hal-hal seperti itu. Saya kira Kemenag sudah berpengalaman. Sekecil apa pun bisa diselesaikan agar efektif dan harus bekerja lebih intensif," ujar Faisal.

Sementara terkait visa Mujamalah, Faisal pun setuju dengan Menag. Dia memastikan bahwa jemaah yang ingin mendapatkan Visa Mujamalah harus membeli paket perjalanan.

"Membeli dulu paket perjalanannya baru mendapat visanya. Ini menghindari hal-hal yang tidak diinginkan juga," katanya.

Editor : Boby

Follow Berita iNews Karawang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut