KARAWANG, iNewskarawang.id - Kondisi kualitas udara di Karawang tergolong buruk. Berdasarkan data dari Air Visual IQAir, kualitas udara di Karawang pada Rabu (12/7) pukul 12.50 WIB berada di skor 157 AQI US yang berarti tidak sehat.
Situs IQAir menyatakan konsentrasi polutan PM 2,5 di Karawang mencapai 66,2 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).
Dikutip dari situs IQAir, indeks kualitas udara berkisar dari 0 hingga 500. Kualitas udara dapat di atas 500 apabila ada tingkat polusi udara berbahaya yang lebih tinggi. Kualitas udara yang baik berkisar dari 0 hingga 50, sedangkan pengukuran di atas 300 dianggap berbahaya.
Sedangkan skor 150-200, tingkat kualitas udaranya bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan dan nilai estetika.
Situs IQAir juga memberi beberapa saran agar warga bisa terlindung dari polusi udara yang buruk.
Saran itu, antara lain memakai masker apabila sedang di luar, menyalakan penyaring udara tutup jendela untuk menghindari udara yang kotor, dan menghindari aktivitas di luar ruangan.
Sementara, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLH) Karawang menyebut kualitas udara di seluruh wilayah Karawang tidak bisa disamaratakan, karena dipengaruhi oleh mobilitas penduduk maupun polusi kendaraan.
Terlebih, Karawang diapit oleh berbagai kawasan industri. Sehingga polutan udaranya tendu berbeda dengan wilayah dataran tinggi.
"Udara di Karawang yang kawasan industri tentu beda dengan udara daerah asri seperti Tasik," ujar Subkoor Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Desire Ariyanti.
Pihaknya mencatat beberapa lokasi penyumban,g kualitas udara terburuk di Karawang itu ada di TPA Jalupang, pusat transportasi dan tempat pembakaran kapur di daerah Loji.
"Sampai sekarang, dominan pencemaran tinggi itu di Jalupang buruk, terus pusat transportasi sama tempat pembakaran kapur di Loji," paparnya.
Ia menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk turut menjaga kesehatan udara di Karawang, caranya dengan tidak membakar sampah atau coba menanam pohon.
"Tempat penyumbang polusi seperti Jalupang, Kapur di Logi itu memang PR kita. Tapi untuk menekan polusi udara, tugas kita bersama juga. Masyarakat diharapkan bisa berkontribusi minimal dilingkungan masing-masing," pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono