JAKARTA, iNewskarawang.id - Kasus sifilis di Indonesia melonjak dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2016-2022). Masyarakat diimbau untuk tidak ragu memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala mengarah ke sifilis.
Demikian dilaporkan Kementeriaan Kesehatan Disebutkan berdasarkan data kasus sifilis pada 2016 menunjukkan angka 12 ribuan, lalu di 2022 tembus ke angka 21 ribuan. Rerata penambahan kasus per tahunnya sebesar 17 ribu hingga 20 ribu kasus.
Bahkan, satu netizen Twitter dengan nama akun @namasayalaut yang merupakan petugas HIV di salah satu kota besar di Indonesia mengungkapkan bahwa obat suntik sifilis 'laris manis'.
"Baru kemarin senang obat suntik sifilis banyak, (tapi) langsung habis lagi. Mana pengadaan obat pemerintah lama lagi. Tapi memang kasus sifilis meningkat drastis banget," komen si netizen, dikutip MNC Portal.
Di keterangannya juga petugas HIV itu mengingatkan kepada masyarakat untuk berhati-hati akan penyakit sifilis ini. Sebab, pada beberapa kasus sifilis tidak menunjukkan gejala.
"Be careful, sifiis bisa nggak bergejala dan lebih gampang menular daripada HIV. Kalau punya bintik-bintik merah di kulit, periksa," tulis petugas HIV itu sembari memperlihatkan foto tangan dengan bercak merah yang dikatakannya sebagai gejala sifilis.
Nah, pengidap sifilis ini kebanyakan orang yang suka melakukan pergaulan bebas, alias hubungan seks tidak aman berganti pasangan. Jika kamu adalah pelaku, maka ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter yuk!
Menjadi pertanyaan sekarang, apakah gejala bercak-bercak merah di kulit yang berkaitan dengan sifilis terasa gatal?
Petugas HIV itu menjelaskan kalau bercak-bercaknya cenderung tidak gatal sama sekali. Walau di kasus yang lebih sedikit ada yang mengeluh gatal.
"Satu-satunya cara Anda tahu gejala itu mengarah ke sifilis atau tidak, ya, lewat tes. Gak bisa disimpulkan dari bercak saja. Tapi, kemunculan bercak bisa jadi indikasi buat segera tes," jelas akun tersebut.
Dia melanjutkan, kekhasan bercak sifilis itu kemunculannya di telapak tangan atau telapak kaki. Pada kasus yang baru terinfeksi sifilis, bercaknya samar-samar.
Kalau bercak didiamkan begitu saja tanpa mengonsumsi obat sama sekali, maka bercak yang awalnya merah bisa berubah jadi hitam atau menggelap. Itu kenapa, kata petugas HIV itu, pasien sifilis perlu mendapat penanganan dokter.
"Sifilis harus pengobatan dokter, gak bisa sembuh dengan sendirinya," tegas netizen yang suka membagikan informasi seputar penyakit berkaitan HIV atau penyakit menular seksual lainnya.
Bagaimana dengan gejala sifilis di alat kelamin?
Diterangkan di thread si netizen kalau laki-laki maupun perempuan punya risiko yang sama. Kemunculan gejala sifilis di alat genital pun bisa terjadi pada pria dan wanita.
"Tapi, wanita dengan sifilis lebih susah (terdeteksi), karena kadang lesi bercaknya agak masuk ke dalam. Jadi, sering nggak kelihatan," katanya.
Apakah bercak sifilis bisa muncul di area lain?
Jawabannya bisa. Dijelaskan si netizen, orang yang suka oral seks berisiko terkena sifilis di area mulut atau di lidah. Kerap kali lesi yang muncul disamakan dengan sariawan.
"Sifilis itu bisa menular lewat oral seks dan gejalanya bisa di mulut dan lidah. Kadang suka disangka sariawan tapi sembuhnya (lama)," ungkapnya.
"Jadi, yuk biasakan oral seks juga dengan pakai kondom. Bisa pakai kondom beraroma yang ada di pasaran," tambah dia.
Selain di mulut dan lidah, gejala sifilis juga bisa muncul di area kepala. Diterangkan bahwa pasien dengan sifilis bisa juga mengalami kerontokan rambut.
"Cenderung kayak pitak, tapi kalau sudah pengobatan bakal balik normal. Butuh proses untuk kembali normalnya, ga bisa instan," jelas si netizen.
Jadi, itu dia serba-serbi sifilis yang kini tengah disorot publik. Harus waspada, ya, semuanya!
Editor : Frizky Wibisono