get app
inews
Aa Read Next : Berikut Hasil Semifinal Wilayah NBA 2022-2023

Pria Majusi Wafat dalam Keadaan Husnul Khatimah, Ini Kisahnya Bikin Terharu !

Senin, 06 Februari 2023 | 09:42 WIB
header img
Ilustrasi kisah pria Majusi wafat dalam keadaan husnulkhatimah. (Foto: Shutterstock)

JAKARTA, iNEwsKarawang.id - Setiap Muslim menginginkan wafat dalam keadaan husnulkhatimah atau baik. Hal ini ternyata dialami oleh Bahram. Ia adalah pria Majusi atau bukan Muslim. Tapi atas izin Allah Subhanahu wa Ta'ala, dia meninggal dunia ketika sudah memeluk Islam.

Dikisahkan oleh Syekh Al-Ushfuri dalam kitab "Al-Mawa’idz Al-Ushfuriyah", dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam:

 بعيد من النار والبخيل بعيد من الله بعيد من الخلق بعيد من الجنة قريب من النار والجاهل السخي أحب إلى الله تعالى من عالم بخيل

Artinya: "Orang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang bodoh yang murah hati lebih disukai Allah Subhanahu wa Ta'ala daripada orang alim tapi kikir."

Abdullah Ibnul Mubarak mengatakan, "Aku pergi haji pada suatu tahun. Ketika berada di Hijir Ismail, aku tertidur, kulihat dalam mimpi, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

"Apabila engkau pulang ke Baghdad, mampirlah di tempat begini dan begini, carilah Bahram orang Majusi, sampaikanlah salamku, dan katakan bahwa Allah ridha kepadanya."

Aku terbangun dan mengucapkan, "Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Suci dan Agung. Ini adalah mimpi setan." 

"Aku berwudhu, sholat, lalu bertawaf keliling Kakbah. Aku tertidur dan kulihat lagi kejadian itu dalam tidur hingga tiga kali."

"Kemudian setelah mengerjakan haji dan kembali ke Baghdad, kucari tempat dan rumah itu (orang Majusi yang disebut Rasulullah), kutemukan seorang tua lalu kukatakan, "Apakah engkau Bahram orang Majusi?"

Ia menjawab, "Benar."

"Apakah engkau punya kebaikan di sisi Allah?"

Bahram menjawab, "Ya. Aku mempunyai empat putri dan empat putra, kukawinkan putri-putriku dengan putra-putraku."

Aku berkata, "Ini adalah haram, apa engkau punya kebaikan selain itu?"

Selanjutnya Bahram menjawab, "Ya. Aku mengadakan walimah bagi orang Majusi di waktu mengawinkan putri-putriku."

Aku berkata, "Ini juga haram. Apa engkau punya selain itu?"

Bahram menjawab, "Ya. Aku mempunyai seorang putri yang paling baik dan cantik dan aku tidak mendapatkan jodoh yang sepadan dengannya. Kukawinkan dia dengan diriku dan kuadakan walimah pada malam itu dengan undangan lebih dari 1.000 orang Majusi. Itu malam pertama aku bersetubuh dengan putriku." 

Aku berkata, "Ini juga haram. Apakah engkau punya selain itu?"

Bahram menjawab, "Ya. Pada malam, aku bersetubuh dengan putriku, datang seorang perempuan Muslimah yang minta lampu dariku, kuberikan lampu kepadanya. Ia pulang dan memadamkannya."

"Perempuan itu datang hingga tiga kali. Kunyalakan lampu, kemudian dipadamkan."

Aku berkata dalam hatiku, "Barangkali ini mata-mata pencuri. Aku keluar mengikuti, ia masuk ke rumah menemui putri-putrinya. Ketika masuk, anak-anaknya bertanya, 'Wahai ibu, apakah engkau membawa makanan bagi kami, kami tidak tahan lapar.' Berlinanglah air mata ibu dan berkata, 'Aku malu kepada Tuhanku untuk meminta kepada seseorang selain daripada-Nya, khususnya dari musuh Allah, yaitu orang Majusi'."

Selanjutnya Bahram berkata lagi, "Tatkala mendengar percakapannya, aku pulang ke rumah mengambil piring serta mengisinya dengan macam-macam makanan. Aku pergi sendiri ke rumahnya."

Abdullah Ibnul Mubarak berkata, "Ini adalah kebaikan dan ada kabar gembira bagimu. Kuberitakan kepadanya tentang mimpi berjumpa dengan Rasulullah, kuceritakan kepadanya mimpi itu."

Bahram mengucapkan dua kalimat syahadat. Lalu ia pun rebah dan mati seketika itu. Aku tidak meninggalkan Bahram, hingga aku memandikan, mengafani, menyalati, dan menguburkannya.

Setelah melihat keajaiaban itu, Abdullah Ibnu Mubarak berkata, "Hai hamba-hamba Allah, bermurah hatilah terhadap makhluk Allah dengan sebaik-baiknya, karena ia bisa mengubah musuh menjadi kekasih."

Adapun hadits tentang kebaikan yang diriwayatkan dari Anas ibn Malik radhiyallahu ’anhu berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

"Apabila Allah menghendaki kebaikan untuk hamba-Nya maka Dia akan menyegerakan untuknya hukuman di dunia. Dan apabila Allah menghendaki kejelekan untuk hamba-Nya maka Dia akan menahan darinya hukuman karena dosanya sehingga kelak di akhirat Dia akan menyempurnakan hukuman untuknya." (HR At-Tirmidzi)

Wallahu alam bishawab. 

Editor : Boby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut