“Saya bertanya mahar yang kamu minta, langsung dia menjawab seperangkat kain kafan,” ucapnya.
“Saya kaget bahkan saya tawarkan berkali-kali gak ada yang lain atau bisa diganti yang itu, dia tetap minta kain kafan,” ucap Hapipi sebagai pengantin pria.
Sementara pengantin wanita, Wahyuningsih menjelaskan, mahar yang ditawarkan kepadanya hanyalah kesenangan duniawi, menurutnya hal itu tak dapat dibawa mati.
“Kendaraan roda empat pun dia tawarkan ke saya, tapi saya kira kendaraan roda empat itu hanya dunia kan,” ujarnya.
“Meskipun kita akan butuh juga akhirnya, tapi yang pasti kita butuhkan sampai kita mati nanti atau meninggal nanti itu cuma kain kafan yang akan kita bawa mati,” ucap Wahyuningsih.
Mahar berupa kain kafan itu pun diletakkan di tempat terbuka dalam rumah. Hal ini dilakukan secara sengaja, dengan harapan agar para tamu undangan dapat melihat dan selalu mengingat akan kematian.
Editor : Boby