JAKARTA, iNewsKarawang.id - Meskipun sempat menguat hingga 6.900, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan pada awal pekan ini.
Ini menunjukkan indeks acuan masih sulit untuk menembus level 7.000 sejak lebih dari dua bulan terakhir ini.
Mengawali perdagangan positif 0,02% di level 6.876,62, indeks komposit sempat melonjak hingga menembus level 6.906,79. Tapi sayang, beberapa menit setelahnya penguatan itu berbalik arah hingga akhirnya terbenam ke 6.857,60.
Founder WH Project William Hartanto menilai pergerakan indeks secara teknikal masih berada dalam fase sideways dengan range di 6.800-6.950.
Pelemahan awal pekan ini dipandang masih terbatas hingga area 6.800 lantaran aksi jual investor masih cukup terjaga sepanjang pekan lalu.
Kendati ada penurunan nilai transaksi, dia menilai indeks acuan masih memiliki potensi penguatan ke depan.
"Ini dinilai cukup bagus, karena mengindikasikan pelaku pasar tidak melakukan profit taking di area resistance, sehingga membuka peluang penguatan IHSG lebih lanjut," kata William dalam risetnya, Selasa (24/1/2023).
Senada, Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani menilai pada awal pekan ini indeks diproyeksikan masih mixed hingga level 6.887.
Artinya, potensi untuk mencapai level psikologis 7.000 tidak terjadi dalam beberapa hari ini.
Chisty membaca terdapat sejumlah sentimen yang beredar di publik mulai dari rencana pemerintah untuk memberi insentif fiskal bagi investor di Ibu Kota Negara (IKN), hingga sejumlah data makro di luar negeri.
"Periode minggu yang berakhir di 14 Januari 2023 mencatat jumlah penerima tunjangan pengangguran di AS turun 15.000 menjadi 190.000 dan merupakan level terendah sejak September 2022," kata Chisty dalam risetnya.
Penurunan jumlah pengangguran mengindikasikan pasar tenaga kerja AS masih cukup ketat di tengah tren laju suku bunga.
Kondisi ini membangkitkan ekspektasi bahwa bank sentral / Federal Reserve dapat kembali mengerek bunga mereka pada pertemuan Februari mendatang.
Editor : Boby