Gerhana Bulan Total yang Sudah Beredar Sejak Zaman Kuno, Ada Sejumlah Mitos ?

JAKARTA,iNewsKarawang.id - 3 mitos terkait Gerhana Bulan Total (GBT) yang sudah beredar sejak zaman kuno. Kini fenomena langit Gerhana Bulan Total dapat dilihat di Indonesia dengan puncaknya pada pukul 18.00 WIB, Selasa (8/11/2022).
Setiap munculnya Gerhana Bulan Total, banyak mitos-mitos lama yang mengiringinya. Lalu apa saja mitos-mitos tersebut?
Dihimpun dari berbagai sumber, simak selengkapnya di sini!
1. Wanita hamil tidak boleh keluar saat gerhana bulan
Mitos mengatakan bahwa wanita yang sedang hamil disarankan untuk tetap berada di dalam rumah saja ketika gerhana bulan terjadi.
Wanita hamil ini dilarang keluar rumah karena diyakini gerhana bulan tersebut bisa memengaruhi kessehatan anak yang belum lahir dan bahkan bisa menyebabkan kelainan bentuk.
Namun pernyataan ini benar-benar hanyalah mitos belaka.
2. Terjadi gerhana karena bulan dimakan makhluk magis
Saat gerhana bulan terjadi, bulan akan tampak seperti dimakan, dipotong, atau digigit karena sebagian bentuknya akan berwarna hitam.
Menurut mitologi kuno, bulan yang sedang mengalami fase itu dikarenakan dimakan serigala agar serigala takut dan memuntahkan sebagian bulan.
Maka masyarakat akan membuat suara gaduh di rumah-rumah.
Mitos ini masih terus dipercayai hingga kini oleh masyarakat di China.
3. Makanan terpapar racun ketika gerhana bulan
Masyarakat India memercayai mitos ini. Maka mereka akan menolak makan ketika gerhana bulan merah terjadi.
Masyarakat India juga akan menghindari memasak makanan saat gerhana bulan merah terjadi karena menganggap makanan yang ada saat gerhana bulan sudah terpapar racun mematikan.
Namun, ternyat tidak hanya masyarakat India saja yang memercayai mitos ini, namun ada beberapa negara lainnya.
Artikel ini telah diterbitkan di Okezone dengan judul " 3 Mitos Terkait Gerhana Bulan Total yang Sudah Beredar Sejak Zaman Kuno, Apa Saja? "
Editor : Boby