JAKARTA,iNewsKarawang.id-Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mendapati bahwa harga telur di tingkat distributor sedikit mengalami penurunan, dan melakukan pemantauan harga telur mulai dari pedagang, distributor hingga peternak di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (26/8/2022).
Berdasarkan Pemantauan dilakukan untuk mencermati harga telur ayam di Sumatera Utara (Sumut) yang melonjak dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan pantauan harga dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga telur ayam memasuki awal bulan Juli 2022 mengalami penurunan dari Rp.26.050/kg menjadi Rp.25.650 dan stabil sampai dengan minggu ketiga bulan Agustus. Namun menjelang akhir bulan kembali naik ke level Rp.26.100.
“Terjadi kenaikan harga sejak awal Agustus. Namun tidak ada penurunan pasokan dan beberapa pedagang mengaku terjadi penurunan permintaan," tutur,KPPU Kantor Wilayah I-Medan, Ridho Pamungkas.
Sementara dari hasil pantauan yang dilakukan ke beberapa pasar di Kota Medan diantaranya pusat pasar, pasar petisah, pasar palapa, pasar sukaramai hingga pasar MMTC diperoleh informasi harga rata-rata untuk telur ukuran kecil ukuran kecil antara Rp.1.550-1.700, ukuran sedang Rp.1.600-1.750 dan ukuran besar antara Rp.1.700-1.900.
Seusai dari distributor, KPPU melanjutkan pantauan ke peternak ayam ras petelur yang berlokasi di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang. Berdasarkan informasi yang diperoleh, harga jual telur di tingkat peternak sekitar Rp.1.460/butirnya tanpa dibedakan ukurannya dengan kategori 1 ikat di atas 18 Kg.
Menurut salah satu peternak telur yang memiliki sekitar 30 ribu ekor ayam petelur, biaya produksi telur ayam ras sekitar Rp.1.390/butir. Menurutnya, dari sisi produksi, akibat turunnya harga telur tahun lalu dan kenaikan harga pakan sekitar 40 persen dibandingkan tahun lalu, menyebabkan dia mengurangi kapasitas kandangnya sekitar 35 persen. Bahkan beberapa peternak telur di Pantai Labu harus gulung tikar.
“Pemicu turunnya harga telur tahun lalu disinyalir karena perusahaan unggas terintegrasi juga telah memiliki peternakan ayam petelur, sehingga terjadi banjir telur di pasar," terang Ridho
Untuk mendalami berbagai informasi yang telah diperoleh di lapangan, KPPU Kanwil I akan memanggil beberapa distributor telur, perusahaan terintegrasi dan PINSAR, khususnya untuk mengklarifikasi adanya info realisasi harga yang membentuk harga telur di pasar.
Ridho lebih lanjut mengatakan bahwa KPPU akan terus melakukan pengawasan terhadap bahan pokok strategis lain dan meningkatkan sinergitas dengan Pemerintah Daerah dalam melakukan pengawasan.
“Sehingga dapat terpantau keseimbangan jumlah permintaan dan pasokan bahan pangan di pasar," tandasnya.
Editor : Boby