Terkait motif mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo membunuh Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjelaskan penggunaan diksi "menjijikkan".
Sebab kasus pembunuhan Brigadir J, menurut Mahfud MD bermotif sensitif karena hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa.
"Sebenarnya itu hasil pemeriksaan terhadap mereka-mereka yang tersangka ini. Kata menjijikkan maksud saya mereka menjelaskan pada penyidik, pada Timsus bagaimana misalnya drama pelecehan itu," kata Mahfud dalam talkshow di akun YouTube Akbar Faizal Uncensored.
Pelecehan itu kata Mahfud merupakan alibi karangan Ferdy Sambo. Kendati karangan, ia merasa alasan motif dugaan pembunuhan Brigadir J terkesan menjijikan.
"Hanya orang dewasa yang bisa (mendengar penjelasan) itu. Itu karangan tetapi seakan-akan kita melihat film pornolah," terang Mahfud.
"Tetapi sama juga ketika Sambo mengatakan ada upaya perkosaan di Magelang, ya menjijikan lagi ceritanya. Drama-dramanya itu menjijikan," imbuhnya.
Mahfud tak ingin menjelaskan detail motif pembunuhan Brigadir J ke publik. Ia lebih memilih menjelaskan bahwa motif telah direkontruksi oleh penyidik.
"Kita enggak cerita (motif menjijikan) itu. Toh itu enggak terlalu penting. Tetapi kata menjijikkan itu sebenarnya dalam konteks ceritanya seperti cerita dalam porno yang brutallah. Sehingga saya bilang begitu, kesaksian begitu. Faktanya saya tidak tahu," terang Mahfud.
Sebagai informasi, Mahfud MD sebelumnya menyebut kasus pembunuhan Brigadir J diduga bermotif sensitif karena hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa.
"Soal motif kita tunggu karena mungkin sensitif hanya boleh didengar oleh orang dewasa," jelas Mahfud MD dalam konferensi persnya, Selasa 9 Agustus 2022.
Mahfud meminta masyarakat tetap menunggu apa motifnya sebenarnya melalui keterangan Polri. Apalagi sudah banyak beredar terkait motif yang ada di tengah masyarakat.
Editor : Boby