Tak lama setelah itu, Ivan mencoba peruntungan di dunia kuliner bersama temannya Eka Setia Wijaya dengan membuka kedai nasi goreng yang dinamakannya Kedai Opa. Hanya bertahan tiga bulan, omzet dan penjualan bisnis F&B ini pun terus mengalami penurunan. Hingga akhirnya, Ivan dan Eka mendirikan Holywings pada 2014 lalu. Ivan terinspirasi dari konsep bar-resto di Beijing.
Dengan mengusung konsep live bar music, Ivan Tanjaya pun memulai bisnis Holywings ini. Dua minggu pertama setelah buka, Holywings cukup sepi. Akan tetapi, cabang Holywings di Kelapa Gading tersebut kemudian semakin ramai dan populer. Sembilan bulan kemudian Holywings membuka cabang keduanya yakni di Pantai Indah Kapuk (PIK). Kini, outlet Holywings telah tersebar di beberapa kota besar di Indonesia.
Keberhasilan Ivan Tanjaya dalam mendirikan dan mengembangkan bisnis Holywings ini pun membuat kekayaannya melimpah. Apalagi, setelah bisnis ini menarik minat investor, Holywings terus berkembang pesat. Namun, Holywings kerap menuai kontroversi. Yang terbaru, Holywings harus merelakan beberapa outletnya di kawasan Jakarta karena dicabut perizinannya oleh Pemprov DKI sebagai akibat dari promosi minuman beralkohol terhadap pengunjung yang bernama “Muhammad” dan “Maria”.
Itulah ulasan mengenai bisnis yang menjadi sumber kekayaan Ivan Tanjaya. Meski tak disebutkan berapa jelasnya kekayaan sang Co-Founder Holywings tersebut, namun seiring dengan perkembangan Holywings Ivan tentunya memperoleh penghasilan yang tidak sedikit.
Editor : Faizol Yuhri