KARAWANG, iNews.id - Masa panen di Kecamatan Cilamaya Wetan tinggal menunggu hitungan hari. Tetapi, para petani justru malah dirundung ketakutan, karena keberadaan para calo yang dinilai meresahkan.
Pasalnya, mereka para calo yang tidak sepeser pun mengeluarkan modal, berseliweran mengatur dan menentukan seenak jidat tinggi atau rendahnya harga jual padi milik petani.
Padahal, menurut salah satu petani, Sawin (52), para petani harus bergelut dengan pasokan air agar tetap stabil.
Belum lagi proses penyemaian bibit hingga proses tanam yang banyak membutuhkan tenaga maupun biaya.
"Kita mah petani modal dari awal, mulai dari membajak sawah, semai hingga tanam. Modal duit sudah jelas, modal tenaga sudah jelas tak terhitung. Tau-tau ya pas panen harga ditentukan para calo," keluhnya.
Begitu lihainya para calo menentukan harga jual padi milik petani kepada pembeli atau bakul. Karena, para bakul tidak berani masuk ke desa-desa tanpa melalui calo.
"Kasarnya mah jatah lah. Dan para calo ini kan kebanyakan menggunakan cara premanis, sementara yang membeli padi dari luar daerah," tegasnya.
Dalam sekali panen, para calo tanpa modal ini lah yang diuntungkan. Bagaimana tidak, mereka bisa mengantongi keuntungan bersih dari para bakul langsung ke kantong mereka.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait