KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Sebuah ungkapan kekecewaan disuarakan oleh atlet Judo asal Karawang, Zhovanis Keisya Imawan menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat 2026. Ia menyoroti minimnya fasilitas dan apresiasi terhadap atlet meski dituntut menyumbang banyak medali.
“Saya tidak menuntut apapun ke KONI Karawang. Tapi tolong, fasilitasi atlet lebih layak. Kami latihan pagi, siang, sore demi Karawang, tapi yang dituntut malah medali sebanyak-banyaknya,”kata Keisya, Kamis, (10/7/2025).
Minimnya alat latihan, tempat yang tidak memadai, dan buruknya pengelolaan sarana olahraga menjadi sorotan.
“Stadion Singaperbangsa misalnya, bisa lebih diperbaiki untuk menunjang latihan atlet,”tambahnya.
Nama Keisya bukan nama asing di dunia olahraga. Sejak 2016, ia telah mengharumkan nama Karawang dan Jawa Barat dalam berbagai kejuaraan seperti Popda, Porprov, Piala Menpora, hingga terakhir meraih dua medali perak di PON XXI Aceh-Sumut 2024.
“Alhamdulillah, setelah juara PON kemarin saya dapat rekomendasi dari Mabes Polri, undangan khusus untuk atlet berprestasi. Saya enggak pernah nuntut apapun ke KONI, saya percaya rezeki sudah ada jalannya,” ucapnya.
Berdasarkan keterangan Keisya, bonus yang pernah ia dapatkan saat meraih medali pada ajang Porprov sangat berbeda jauh dengan Kota/Kabupaten lain seperti Subang, Bogor dan Bekasi.
"Kemarin itu kalo gasalah bonusnya Rp75 juta, sedangkan Bogor Rp150 juta, Bekasi Rp200 juta dan umroh, bedanya jauh banget kan?,"ungkapnya.
Namun, Keisya mengaku kecewa terhadap apresiasi yang diberikan setelah ajang Porprov bergulir. “Masa bonus Porprov Karawang kalah sama Subang dan Bekasi? Tapi meski begitu alhamdulillah saya tetap bersyukur,” katanya.
Keisya berharap, kritik yang ia sampaikan bisa berpengaruh untuk perubahan menuju prestasi olahraga Karawang yang lebih baik.
"Semoga apa yang saya sampaikan ini bisa membantu atlet-atlet muda lainnya dalam berproses untuk meraih prestasi mereka," tutupnya.
Ketua KONI Karawang, Joyo Wiroso, saat dikonfirmasi mengakui bahwa fasilitas olahraga di Karawang memang masih terbatas. Menurutnya, KONI hanya bisa mengajukan kebutuhan ke pemerintah daerah.
“Kita tetap melakukan pembenahan dan penataan. Khususnya cabang olahraga yang belum punya tempat latihan, kita ajukan. Tapi ini kan tergantung pada pemerintah. Kami berharap ke depan ada dukungan yang lebih besar,”ujar Kamis, (10/7/2025).
Meski begitu Joyo menegaskan siap untuk melakukan pembenahan salah satunya fasilitas untuk atlet.
Ia juga menyebutkan, KONI Karawang sudah menjalin komunikasi dengan Pemkab Karawang, termasuk soal rencana pemanfaatan lahan di kawasan Pemda 2 untuk fasilitas latihan.
“Kita sempat ngobrol dengan Pak Bupati, rencana ada space di Pemda 2 yang bisa dipakai untuk latihan. Tapi ini juga tergantung bagaimana nantinya proporsinya, antara fasilitas umum dan kebutuhan olahraga,”ungkapnya.
Terkait bonus atlet, Joyo mengatakan KONI Karawang hanya bisa mengajukan. Terkait keputusan dan besarannya semua masih dalam tahap perhitungan berdasarkan target medali dan kemampuan anggaran pemerintah.
“Soal bonus, kita hanya bisa mengajukan. Perhitungannya akan jelas nanti setelah target medali ditentukan dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah,”jelasnya.
Ia juga berharap ke depan ada campur tangan pihak swasta untuk membantu pembinaan atlet. “Kalau bisa, satu perusahaan pegang satu cabang olahraga. Karawang punya ribuan pabrik, dan cabor hanya 58. Kalau 5 pabrik pegang 1 cabor, sudah sangat membantu,”ujarnya.
KONI juga menargetkan agar ke depan masing-masing cabang olahraga punya sekretariat atau homebase sendiri. Namun ia mengakui masih ada kendala lokasi dan manajemen pengelolaan fasilitas.
Meski dihadapkan banyak keterbatasan, Joyo tetap optimistis atlet Karawang bisa berbicara banyak di Porprov 2026.
“Kita harus yakin bisa meraih prestasi walau dengan segala keterbatasan,”pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait
