KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang SMP tahun ajaran 2025/2026 di Kabupaten Karawang sudah resmi dimulai pada Senin (23/6/2025) lalu. Namun, realita pahit masih menghampiri sekolah swasta, dari sekitar 120 SMP Swasta di Karawang, 60 sampai 70 persen masih kesulitan mencari murid baru, terutama sekolah yang berada di daerah.
Penyebabnya beragam, mulai dari terlalu banyaknya kuota untuk SMP Negeri, tidak dilibatkannya sekolah swasta dalam perumusan kebijakan, hingga masih adanya sekolah swasta yang tidak masuk pilihan sekolah dalam sistem SPMB salah satunya SMPIT Batujaya.
"Seharusnya dalam perumusan kebijakan SPMB ini bukan hanya sekolah negeri saja yang dilibatkan, swasta juga perlu dilibatkan. Selama ini kami (sekolah swasta) tidak pernah dilibatkan,"ungkap Ketua Forum Sekolah Swasta Pangkal Perjuangan (FSSPP) Karawang, Habibullah, Rabu (25/6/2025).
Habibullah mengatakan, selain tidak dilibatkannya sekolah swasta dalam perumusan kebijakan SPMB, kebebasan sekolah negeri dalam menentukan kuota penerimaan SPMB dinilai terlalu berlebihan.
Menurutnya hal tersebut bisa menyebabkan kurangnya pemerataan serta membuat suatu kesenjangan antara sekolah negeri dan swasta di Karawang.
"Sekarang sekolah negeri di Karawang itu banyak yang mengajukan 45 siswa untuk satu rombel dan itu sudah disetujui oleh pemerintah daerah, swasta juga tidak dilibatkan. Kami cukup keberatan dengan hal tersebut, SPMB itu kan tujuannya pemerataan, harusnya disesuaikan dengan dapodik," tegasnya.
Menurut Habibullah, selama ini SMP swasta di Karawang sudah mengikuti prosedur untuk mendaftarkan sekolahnya untuk mengikuti SPMB ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang namun masih tetap ada beberapa sekolah yang tidak masuk kedalam sistem.
"Saya tidak mengerti ada alasan teknis atau bagaimana, intinya sih mereka sudah mengikuti prosedur," ujarnya.
Meski begitu Habibullah menegaskan, SMP swasta di Karawang juga mampu bersaing dengan SMP negeri yang ada di Karawang.
"Sekolah swasta juga mampu bersaing dengan sekolah negeri, buktinya banyak juga siswa-siswi berprestasi yang lahir dari sekolah swasta," tegasnya.
Habibullah yang mewakili SMP swasta di Karawang berharap, sekolah swasta bisa dilibatkan lagi dalam perumusan dan masukan dalam setiap kebijakan yang berdampak kepada sekolah swasta.
"Kondisi seperti ini harus dibenahi bersama-sama, jangan sampe ada sekolah swasta yang tutup, jangan ada kesenjangan antara negeri dan swasta. Soalnya di Karawang masih banyak sekolah yang hanya menerima puluhan siswa dalam SPMB tiap tahunnya," pungkasnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Bidang GTK Disdikpora Karawang sekaligus ketua tim teknis SPMB Karawang, Mulyana Surya Atmaja mengatakan, pihaknya sudah menerima aspirasi dari sekolah swasta di Karawang dan sudah mendapatkan solusi.
"Kita sudah rundingkan bersama Dewan Pendidikan Karawang juga, dengan demikian solusinya sudah disepakati, bila SPMB sudah ditutup maka sekolah negeri tidak bisa menerima murid lagi," ungkap Mulyana, Rabu (25/6/2025).
Mulyana menjelaskan, Disdikpora Karawang akan selalu menampung aspirasi dari seluruh pihak termasuk FSSPP Karawang demi kemajuan pendidikan khususnya di Karawang.
"Aspirasi pasti selalu kami terima. Kita coba hasil SPMB tahun ini juga. Intinya agar pendidikan itu merata untuk semua," pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait