KARAWANG, iNewskarawang.id - Sebagai bentuk komitmen menurunkan kasus Tuberkulosis (TBC) di Karawang, Rumah Sakit Hastien menggelar penyuluhan kesehatan mengenai pengobatan dan pencegahan TBC di Puskesmas Tirtajaya pada Kamis, (14/11/2024). Kegiatan ini dipandu langsung oleh dr. Febri Dwi Haryono, Sp.P., dokter spesialis paru dari RS Hastien.
Ramdoni, Business Development Manager RS Hastien Rengasdengklok, mengatakam bahwa edukasi ini bertujuan membantu masyarakat lebih memahami jenis, gejala, dan risiko penularan TBC.
"TBC memiliki dua kategori utama, yaitu Tuberkulosis Paru yang menyerang paru-paru dan Tuberkulosis Ekstra Paru yang menyerang organ lain,” jelasnya.
Ramdoni juga menjelaskan ada jenis TBC menular dan tidak menular. “TBC pada paru-paru dan saluran pernapasan bisa menular, sedangkan TBC di kelenjar getah bening atau ginjal umumnya tidak menular,” ujarnya.
Selain itu, peserta penyuluhan dikenalkan dengan istilah TBC SO dan TBC RO. TBC SO adalah TBC yang masih bisa diobati dengan obat lini pertama, sedangkan TBC RO adalah varian yang sudah kebal terhadap obat-obatan ini.
dr. Febri menekankan bahwa TBC, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, menyebar melalui udara ketika pasien yang terinfeksi batuk atau bersin.
"Gejalanya meliputi batuk lebih dari dua minggu, demam ringan, keringat malam, serta penurunan berat badan,” ujarnya.
Pengobatan dan Pencegahan yang Diperlukan untuk Menyembuhkan TBC
TBC, meski menular, dapat disembuhkan melalui terapi yang tepat. Pengobatan utamanya adalah dengan kombinasi antibiotik yang disebut Obat Anti Tuberkulosis (OAT), seperti isoniazid dan rifampisin. “Penting untuk mengikuti pengobatan selama 6 hingga 9 bulan dengan disiplin untuk mencegah resistensi obat,” tambahnya.
Bagi pasien TBC resisten obat (MDR-TB), yang tidak mempan dengan terapi standar, dibutuhkan kombinasi obat khusus dengan durasi lebih panjang dan pengawasan ketat.
Pentingnya Pengawasan dan Dukungan Keluarga
RS Hastien juga mendorong pendekatan terpadu dalam menangani TBC, yang melibatkan edukasi, dukungan psikososial, dan keterlibatan keluarga agar pasien patuh menjalani pengobatan.
"Dukungan keluarga sangat penting, karena bisa membantu pasien menjalani terapi dengan tekun dan menghindari penularan ke orang lain,” kata dr. Febri.
Dengan penyuluhan ini, RS Hastien Karawang berharap masyarakat lebih sadar akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan TBC. Upaya ini menjadi bukti keseriusan RS Hastien dalam memberantas TBC, demi mewujudkan lingkungan Karawang yang lebih sehat dan bebas TBC.
"Kegiatan ini akan dikembangkan bersama lintas sektor di kecamatan-kecamatan dan puskesmas di Kabupaten Karawang kedepannya guna menekan angka penderita TBC," tandasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait