Karawang, iNewsKarawang.id - Proyek Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) di SDN Karawang Wetan 2, Karawang Timur, menuai perhatian publik.
Proyek yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2024 ini menjadi sorotan karena penggunaan bata ringan atau hebel, meski bangunan direncanakan bertingkat dua. Keputusan ini memicu kekhawatiran orang tua siswa yang mempertanyakan keamanan konstruksi sekolah.
Para orang tua merasa was-was terhadap keselamatan anak-anak mereka. IS, seorang wali murid kelas 3, mengungkapkan kecemasannya.
“Saya cukup khawatir, kalau dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) tertera bata merah, kenapa pakai hebel? Apalagi hebel kan lebih mudah rusak, sedangkan sebentar lagi musim hujan,” ujarnya.
Y, orang tua siswa kelas 1, menyuarakan kekhawatiran serupa. “Kalau bangunan sekolah cuma pakai bata ringan, nanti bisa cepat rusak, padahal anak-anak bersekolah di sana setiap hari. Hebel juga mudah goyang kena angin,” katanya.
Menanggapi keresahan tersebut, Heru, Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang mengawasi proyek ini, menjelaskan bahwa penggunaan hebel dipilih karena waktu pengerjaan yang singkat, hanya 90 hari kalender.
"Kalau harus pakai bata merah, waktunya tidak akan cukup,” jelas Heru.
Meski demikian, Heru mengaku tidak memiliki akses ke spesifikasi detail proyek, termasuk material bangunan.
Di sisi lain, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Pendas) Disdikpora Karawang, Yanto, menegaskan bahwa semua proyek dengan dana DAK, termasuk RKB SDN Karawang Wetan 2, akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Jika ada ketidaksesuaian spesifikasi, akan ada pemeriksaan ketat dari BPK,” kata Yanto.
Lebih lanjut, Yanto menyebut kemungkinan biaya proyek meningkat karena adanya biaya pengangkutan material ke lokasi sekolah.
"RAB bisa saja berbeda karena proyek ini sepaket. Kami akan pastikan apakah biaya pengepokan tercantum atau tidak,” jelasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait