KARAWANG, iNewskarawang.id - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Karawang angkat suara terkait pendangkalan saluran sekunder di Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang yang menyebabkan 3.000 ha lahan pertanian stop olah tanah.
Sekretaris DPKP Karawang, Edi Suryana mengatakan jika pihaknya telah merencanakan normalisasi pendangkalan di Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang.
"Kita memang sudah merencanakan untuk melakukan normalisasi saluran sekunder di Kecamatan Titrajaya itu, besok," Ungkap Edi, Rabu,(11/10/2023)
Lanjutnya, setelah menerima aspirasi para petani, pihaknya merubah rencana. Yang awalnya pengerukan dilakukan dengan alat berat ukuran kecil, kini direncanakan akan mengoperasikan alat berat berukuran besar.
"Awalnya ingin mengoperasikan alat berat ukuran kecil, tapi, setelah menerima aspirasi para petani, kita putuskan akan mengoperasikan 2 alat berat berukuran besar agar mempercepat proses pengerukan atau normalisasi saluran yang mengalami pendangkalan itu," katanya
Sementara itu, Subkoor Pembangunan SDA pada Dinas PUPR Karawang, Rabudi Priyana mengatakan jika terkait keluhan petani yang mengalami pendangkalan dan meminta normalisasi sudah mendapatkan titik terang.
"Iyah, jadi mereka meminta agar segera dilakukan normalisasi. Dan kita, bersama Gapoktan, kelompok petani dan dari Dinas Pertanian sudah menyepakati waktu pelaksaan normalisasi tersebut," kata Rabudi
Adapun pelaksaan normalisasi tersebut, kata Rabudi, akan dilaksanakan pada Sabtu, (14/10/2023) mendatang.
"Sabtu nanti, kita Siap menurunkan Alat Berat untuk melakukan normalisasi saluran sekunder sekitar 6-7 km yang melintasi 6 Desa di Kecamatan Tirtajaya," tandasnya
Dikabarkan sebelumnya, Puluhan petani Kecamatan Tirtajaya geruduk kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Karawang.
Kedatangan para petani tersebut bertujuan untuk meminta normalisasi saluran sekunder mulai dari Desa Pisang Sambo hingga Desa Tambaksumur, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang.
Salah satu petani dari Desa Tambaksari yang tidak ingin disebutkan namanya itu mengatakan jika ada sekitar 3.000 ha lahan pertanian di 6 Desa di Kecamatan Tirtajaya belum melakukan olah tanah karena mengalami kekeringan akbiat tidak mendapatkan suplai air.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait