KARAWANG, iNewskarawang.id - Pernyataan yang dilontarkan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB, Syaiful Huda, merupakan langkah bijak dalam menyikapi agenda perjuangan PKB.
Demikian dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Karawang, Rahmat Hidayat Djati.
Menurut Rahmat, terkait konteks agenda perjuangan PKB yang dilontarkan Syaiful beberapa waktu lalu, pihaknya menganggap banyak pihak yang salah memahaminya.
Rahmat menegaskan, BBM gratis dan tunjangan wanita hamil merupakan agenda perjuangan PKB. "Bukan asal janji-janji dan sudah dikaji juga," tandas Rahmat, Rabu (6/9/2023).
Lantas, lanjutnya, menyoal pendistribusian subsidi BBM apakai sudah efektif? karena menurut kajian, subsidi masih mengalami kebocoran ke korporasi. "Kami (PKB) berharap dapat menutup kebocoran agar secara khusus dapat diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki sepeda motor,"terangnya.
Bahkan Rahmat menyebut, Syaiful berhasil mengajak masyrakat untuk berpikir kritis dan tidak apatis, serta tidak menerima keadaan begitu saja. "Buktinya jadi heboh kemana-mana, bukan cuma di media sosial, sampai Ace Hasan juga ikut menanggapi ini," beber Rahmat.
Dijelaskanya, pernyataan Syaiful ini nantinya menjadi beberapa pertanyaan yang membuat masyarakat lebih kritis dalam menyikapi kinerja pemerintahan saat ini dan yang akan datang.
Rahmat berpendapat, berikut ini adalah pertanyaan yang mungkin terlintas di pikiran masyarakat Indonesia.
1. Keberlanjutan Keuangan:
Bagaimana PKB berencana untuk mendanai subsidi BBM gratis dan tunjangan hamil ini? Apakah ini akan membebani anggaran negara atau memerlukan pemotongan di bidang lain?
2. Implementasi:
Bagaimana rencana tersebut akan diimplementasikan dengan efisien? Bagaimana PKB akan memastikan bahwa manfaatnya benar-benar diterima oleh mereka yang memenuhi syarat?
3. Kebijakan Subsidi BBM:
Bagaimana PKB berencana untuk mengatasi kebocoran subsidi BBM ke korporasi? Apakah ada langkah konkret yang akan diambil?
4. Reaksi Dari Partai Lain:
Bagaimana partai politik lainnya merespons janji-janji ini? Apakah ini akan menjadi pemicu bagi partai lain untuk membuat janji serupa?
"Intinya, janji-janji seperti ini adalah bagian umum dalam politik, terutama menjelang pemilihan umum. Namun, penting bagi pemilih untuk mengevaluasi janji-janji ini dengan cermat dan memahami implikasinya secara mendalam, jangan apatis,"ujar Rahmat.
Rahmat mengungkapkan, sejatinya pemilih, harus juga pertimbangkan apakah janji-janji ini realistis, dapat diimplementasikan, dan apakah partai yang membuat janji tersebut memiliki rencana yang jelas untuk mencapainya. "Kalau PKB jelas, sudah ada kajian, nanti kita buka," imbuh Rahmat.
Rahmat menambahkan, dia berpesan, sebagai pemilih cerdas, tentu masyarakat memiliki hak dan tanggung jawab untuk menuntut transparansi, serta akuntabilitas dari para pemimpin dan calon pemimpin di masa depan, dan tentu terlepas dari afiliasi politik mereka juga.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait