KARAWANG, iNewskarawang.id - Soal langkanya pupuk subsidi bagi petani tambak di Karawang, Kepala Bidang Budidaya pada Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Nur Ridwan Solihin mengungkap adanya pemangkasan komoditas alokasi pupuk subsidi.
Lebih lanjut, dijelaskan Ridwan, pemangkasan jatah pupuk subsidi bagi petani tambak tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022.
Dimana, pupuk subsidi yang sebelumnya menyasar 70 komoditas pertanian, tahun 2023 menyisakan 9 komoditas utama saja yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kopi dan kakao. Dan petani tambak salah satu komoditas yang terpangkas.
"Jadi memang benar untuk jatah pupuk subsidi bagi petani tambak sudah tidak ada sejak dua tahun lalu. Itu aturan pusat dan saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) sedang mengkaji juknis alokasi pupuk subsidi bagi petani tambak," jelas Ridwan, Rabu,(7/6/2023)
Untuk upaya dari Dinas Perikanan Sendiri, sambung Ridwan, pihaknya telah bersurat ke KKP dan menyebarkan informasi kepada para petani tambak di Karawang.
"Sampai saat ini kita hanya bisa memberi pemahaman kepada para petani tambak. Selebihnya kita berkoordinasi dengan KKP soal pupuk subsidi ini," katanya
Ia juga membeberkan jika tidak hanya pupuk subsidi, solar subsidi pun saat ini menjadi keluhan petani tambak dan nelayan. Hal itu juga menyebabkan penurunan produktivitas di tambak dan hasil tangkap nelayan.
"Ada penurunan, namun tidak signifikan. Ya kita hanya bisa berharap agar KKP bisa segera menyelesaikan juknis alokasi pupuk subsidi serta solar subsidi agar produktivitas para petani tambak dan nelayan bisa kembali normal," tandanya
Dikabarkan sebelumnya, Imbas dari kelangkaan pupuk subsidi di Karawang, petani tambak menjerit, mengeluhkan penurunan omzet hingga 75 persen.
Masta, salah satu petani tambak di Desa Tanjungpakis, Kecamatan Pakis Jaya, Kabupaten Karawang mengaku dirinya sudah hampir dua tahun mengalami kesulitan mendapatkan pupuk subsidi.
Bahkan, sangking sulitnya mendapatkan pupuk subsidi di Karawang, dirinya harus berebut dengan para petani padi demi mendapatkan pupuk subsidi.
"Sulit kang, sudah dua tahun kita kesulitan pupuk subsidi. Sampai berebut, bahkan dilapangan sampai ada bertengkar dengan petani lain demi mendapatkan pupuk subsidi itu," kata Masta saat dihubungi oleh reporter iNewskarawang.id, Selasa,(6/6/2023)
Keadaan itu membuat dirinya merasa tercekik. Belum lagi ditambah dengan persoalan calo tambak, dimana para calo tambak itu membeli hasil tambak dengan harga yang sangat murah.
"Omzet turun lebih dari 75 persen. Belum lagi penjualan ikan yang di keruk oleh para calo tambak, makin tercekik kita," katanya
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait