JAKRTA, iNewsKarawang.id - Bakhmut sebagai medan perang terlama antara Rusia dan Ukraina. Perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung. Sampai saat ini, pertempuran di Bakhmut masih berlanjut sejak dimulai tujuh bulan lalu.
"Tentara Ukraina telah membunuh lebih dari 1.100 tentara Rusia di Bakhmut dalam beberapa hari terakhir,"ungkap Volodymr Zelensky, Presiden Ukraina dikutip dari Reuters, Senin (13/3).
Disebutkan, dalam kurun waktu kurang dari seminggu, terhitung dari 6 Maret, kami berhasil menewaskan lebih dari 1.100 tentara musuh di sektor Bakhmut saja.
Sedangkan, Kementrian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa dalam 24 jam terakhir mereka telah menewaskan 220 tentara Ukraina.
"Di arah Donetsk... Lebih dari 220 Tentara Ukraina, sebuah kendaraan tempur infanteri, tiga kendaraan tempur lapis baja, tujuh kendaraan, serta Howitzer D-30 dihancurkan pada siang hari." Ucap Kementrian Pertahanan Rusia.
Menurut pasukan Ukraina, Jumlah korban yang minimpa pasukan Rusia jauh melampaui Pasukan Ukraina, tetapi Rusia mengembangkan taktik yang lebih cerdik dan kejam untuk merebut kota dan area sekitarnya.
Mengutip dari BBC, yang mewawancari tentara Ukraina yang sudah berperang selama lebih dari setahun, dan sekarang bertempur di Bakhmut, yaitu Dwarf dan Holms.
"Mereka mempelajari kami, mereka semakin pintar, dan itu membuat saya takut. Mereka mengirim sebuah pasukan - tahanan penjara. Mereka ditembak, tetapi musuh jadi mengetahui posisimu, mereka memutarimu, lalu mengepung dari belakang," lanjutnya.
Holms mengatakan bahwa tentara Rusia sekarang menggunakan drone yang disenjatai granat dengan lebih efektif. "Dahulu, kami biasa menggayang dan menakuti mereka. Sekarang mereka menjatuhkan granat dengan drone di posisi kami".
Saat Holms ditanyakan pendapatnya mengenai taktik Tahanan Wagner, Ia berhenti untuk berpikir sejenak. "Jujur saja, itu jenius. Kejam, tak bermoral, tapi taktik yang efektif. Taktik itu bekerja dengan baik, dan masih berjalan sampai sekarang di Bakhmut," ucapnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait