Pasukan Khusus Inggris Dilarang Pakai TikTok, Khawatir Data Diretas

Berlianto/Boby
menggunakan TikTok karena khawatir data rahasia mereka diretas. Foto/Ilustrasi/Sindonews

LONDON, iNewsKarawang.id - Kekhawatiran Data Diretas, Unit Intelijen dan Keamanan Pasukan Khusus Inggris mengeluarkan peringatan, SAS, dilarang menggunakan TikTok dan aplikasi media sosial lainnya di ponsel pintar mereka. Mereka juga diimbau untuk tidak menggunakan aplikasi di ponsel pribadinya. 

Peringatan tersebut terjadi meningkatnya kekhawatiran bahwa aplikasi, terutama TikTok milik China dapat menyebabkan data rahasia yang dapat diakses oleh mata-mata.

Kolonel Phil Ingram, seorang mantan perwira intelijen militer mengatakan, khawatir aplikasi tersebut dapat memberikan data kepada negara-negara seperti China dan Rusia yang dapat membantu mengidentifikasi anggota pasukan khusus, lokasi rahasia di Inggris serta luar negeri, dan bahkan membahayakan operasi. Pasukan Khusus Inggris, yang meliputi Spesial Boat Service dan Special Reconnaissance Regiment, bekerja sama dengan anggota MI5 dan MI6. Identitas individu adalah rahasia negara dan publikasi mereka secara efektif dilarang di bawah Pemberitahuan DSMA – artinya anggota tidak dapat disebutkan namanya di media.

"Aplikasi adalah salah satu ancaman terbesar yang muncul bagi dinas intelijen yang bermusuhan untuk digunakan untuk menargetkan individu,", paparnya. 

"Ini bukan hanya data yang mereka kumpulkan secara legal saat pengguna menerima syarat dan ketentuan, yang seringkali berlebihan, tetapi ini adalah data tambahan yang dapat dikumpulkan," terangnya. "Aplikasi yang dikembangkan China tunduk pada pasal tujuh Undang-Undang Intelijen Nasional China, yang menyatakan bahwa semua organisasi dan warga negara China harus 'mendukung, membantu, dan bekerja sama' dengan upaya intelijen China," dia menambahkan. "Tidak ada aplikasi dari sumber China yang boleh ada di perangkat apa pun, resmi atau pribadi, untuk anggota militer mana pun - risiko penyusupan data terlalu besar," ujarnya seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (5/3/2023).

Perintah tersebut mengikuti larangan serupa yang memengaruhi militer di Amerika Serikat (AS), Kanada, dan sebagian Uni Eropa.

Editor : Boby

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network