Jakarta. iNewsKarawang.id - MENGENAL asal-usul kodifikasi Alquran pada masa Rasulullah SAW akan dibahas dalam artikel ini. Sebagai kitab suci yang Allah Subhanahu wa Ta'ala turunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, proses turunnya Alquran terjadi secara bertahap selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.
Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam adalah Surat Al Alaq Ayat 1–5. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala ini mulanya tidak langsung dibukukan menjadi kitab seperti Alquran yang dimiliki umat Islam sekarang.
Terdapat tahap penyusunan dan penulisan atau kodifikasi yang dilakukan pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dan masa para khalifah. Setiap upaya kodifikasi memiliki keistimewaan dan kekhasan masing-masing.
Berikut ini sejarah kodifikasi Alquran di masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yang tidak banyak diketahui umat manusia.
Mengenal asal-usul kodifikasi Alquran pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dilakukan dengan menempuh dua jalan. Pertama, kodifikasi Alquran dalam batin dengan jalan hafalan dan ingatan; kedua, kodifikasi dalam catatan dengan jalan penulisan serta goresan.
Kodifikasi Alquran dibahas secara detail dalam kajian ulumul Qur'an untuk menunjukkan besarnya perhatian kepada Alquran, pencatatan, dan kodifikasinya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yang mendapatkan wahyu dari Malaikat Jibril dan membacakannya dengan tenang kepada para sahabatnya agar mereka menghafalnya sebagaimana keterangan Surat Al Jumuah Ayat 2.
Dalam kultur masyarakat ummi, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam diketahui mengandalkan daya hafal dan ingat karena tidak bisa membaca dan menulis. Bangsa Arab saat itu menikmati betul kekhasan bangsanya, yakni mempunyai daya ingat yang baik serta kecepatan hafalan atas sesuatu.
Lalu kodifikasi Alquran juga dengan cara ditulis. Sifat pelupa atau kematian para penghafal Alquran yang tidak dapat dihindari dikhawatirkan akan menjadi masalah terhadap pemeliharaan Kitabullah.
Hanya saja di masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam penulisannya belum terkumpul menjadi satu, melainkan masih tersebar di berbagai objek seperti di kulit unta, lempengan batu, tulang, pelepah kurma, dan sebagainya.
Di tengah keterbatasan alat tulis yang ada, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam hanya menginformasikan selama benda-benda tersebut suci, maka sah-sah saja.
Cara penulisan Alquran pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dilakukan melalui dua tahapan, yakni (1) Penulisan dilakukan manakala ada ayat turun yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, (2) Penulisan dilakukan dalam rangka menelaah ulang hasil tulisan yang telah dikerjakan pada tahapan pertama.
Para sahabat yang menulis tidak serta-merta menulis begitu saja. Setelah mendapat perintah dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam barulah mereka tulis.
Adapun beberapa sahabat yang pernah mencatat wahyu Alquran pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam di antaranya Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Amrin, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Aban bin Said, Khalid bin Walid, dan Muawiyah bin Abi Sufyan.
Bentuk kodifikasi Alquran kala itu masih terpisah-pisah di beberapa tempat dan belum tersusun sesuai urutan ayat dan suratnya. Penyempurnaannya dilakukan setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam di masa Khalifah Abu Bakar dan Utsman bin Affan radhiyallahu anhu.
Wallahu a'lam bisshawab.
Editor : Boby
Artikel Terkait