JAKARTA, iNewsKarawang.id - Pilihannya berpolitik itu tergantung situasi menjelang akhir atau last minute.
Hal itu diakui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno seraya Dirinya mengungkapkan hal tersebut ketika diwawancarai Prabu Revolusi Ihwal konstelasi politik yang melibatkan dirinya dalam pencalonan presiden pada pemilu serentak 2024.
Sandiaga dalam program Konspirasi Prabu di MNC News, Jumat (20/1/2023) menandaskan, politik itu betul-betul last minutes. "Jadi kita tidak bisa berandai-andai tapi kita harus meluruskan niat kita dan memastikan apa yang kita lakukan ini ibadah," ujarnya.
Terkait last minute yang dimaksud, Sandiaga menuturkan pengalamannya saat melepas jabatan sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta sebelumnya.
"Kembali ke bulan Juli-Agustus 2018, saat itu saya masih di Moskow sebagai wakil gubernur yang masih bertugas membawa program sister city. Saya mendadak dipanggil sebagai kader Gerindra untuk berkomunikasi dengan beberapa partai politik. Akhirnya diputuskan oleh koalisi adil makmur waktu itu, untuk meminta saya mendampingi bapak Prabowo sebagai (calon) wakil presiden. Malam itu pula saya diminta untuk meninggalkan partai Gerindra," tutur Sandiaga.
Sandiaga menilai permintaan dirinya untuk berhenti sebagai kader Gerindra di momen menjelang pilpres 2019 tersebut adalah bagian dari pilihan politik. Kendati demikian, ia menyampaikan bukti loyalitasnya telah terekam melalui keputusannya untuk kembali lagi menjadi kader Gerindra.
Editor : Boby
Artikel Terkait