Isu Resesi Global 2023 Marak Diperbincangkan, Disebut Lebih Parah Dibandingkan Pandemi Covid-19?

Fayha Afanin Ramadhanti , Okezone
Ilustrasi resesi. (Foto: Freepik)

Para penjual juga diminta untuk tidak memiliki stok dalam jumlah besar, karena penjualan online pasti akan terganggu

”Kalaupun beli mereka akan beli yang murah-murah, tidak akan melakukan pembelian dalam jumlah yang cukup,” terang Rhenald.

Menurutnya, hal ini bertentangan dengan prinsip berbisnis.

Strategi negara tidak selalu bisa diterjemahkan ke dalam bisnis, karena keduanya merupakan hal yang berbeda.

Resesi adalah terminologi dalam makro ekonomi yang berlaku untuk skala negara, ruang lingkupnya besar.

Sedangkan bisnis berjalan dalam landasan berbeda, yaitu mikro yang ruang lingkupnya perusahaan.

Rhenald tampak menyayangkan banyak tokoh publik yang terkesan mendramatisir hal ini.

“Apalagi kemudian ada yang mendramatisasi mengatakan ‘percaya deh omongan gue, yang miskin tambah miskin, yang susah tambah susah,’ ya jangan begitu,” jelasnya.

Jadi sebaiknya masyarakat tetap hati-hati dan diharap untuk mempelajari lebih jauh mengenai resesi, agar tidak salah mengartikan.

“Terjemahan ‘tahan uang, jangan spending’ ini justru akan mengakibatkan kita memasuki era yang disebut depresi. jadi dari resesi, depresi, stagnasi, stagflasi. Jadi, jangan overthinking, jangan melebih-lebihkan, kuasai dulu pengertiannya,” pungkasnya.

Editor : Boby

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network