Berikut Deretan Bangunan Tertua di Indonesia

Tri Erysandi
Gedung sate yang terletak di Bandung Wetan, Kota Bandung, Yang kini menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat ini telah Sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda. (Foto : iNews Jabar/ Reza Rizki Saputra)

JAKARTA, iNewsKarawang.id- Indonesia memiliki banyak sejarah, mulai dari sejarah budaya, kuliner dan juga arsitektur bangunan. Ditambah pada saat itu Belanda menjajah Indonesia yang membuat banyak bangunan-bangunan tua dulunya merupakan kantor dan hotel-hotel belanda yang masih berdiri sampai saat ini. 

Berikut 10 bangunan tertua di Indonesia:

1. Menara Jam Gadang
Dalam bahasa minangkabau, Jam Gadang berarti jam besar terletak di Bukittinggi, Sumatera Barat. Kini menara tersebut menjadi objek wisata dan dipercantik lagi dengan dibuatnya taman di sekitar. 

Dibangun pada masa Hindia-Belanda 1926-1927 atas saran Henderik Roelof Rookmaaker dengan arsitek yang berasal dari Kota Gadang bernama Yazid Rajo Mangkuto. Jamnya merupakan pemberian Ratu Belanda Wilhelmina.

Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan besi penyangga dan adukan semen. Campurannya hanya kapur, putih telur dan pasir putih. 

Memiliki denah dasar seluas 13x4 meter dan bagian dalam jam memiliki tinggi 26 meter yang terdiri dari beberapa tingkat serta tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. Bandul jam gadang sempat patah pada 2007 akibat gempa.

2. Kota Tua
Dikenal dengan sebutan Old Batavia atau Batavia lama, Kota Tua menjadi bangunan paling tua dan bersejarah yang ada di Indonesia. Memiliki luas 1,3 kilometer di tengah antara Jakarta Utara dan Jakarta Barat.

Kota Tua menjadi bangunan bersejarah karena mengalami beberapa peristiwa seperti perebutan oleh Pangeran Fatahillah kepada Sunda Kelapa dan menjadi pusat penguasaan VOC yang menjadikan Kota Tua sebagai destinasi wisata menarik untuk dikunjungi.

Pada 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin mengeluarkan dekrit yang resmi menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan. Keputusan itu ditujukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota yang tersisa di sana. 

3. Masjid Istiqlal
Masjid terbesar di Asia Tenggara yang merupakan hasil perundingan beberapa tokoh agama Islam pada 1944 di Rumah Presiden Soekarno yang berada di Pegangsaan Timur No. 56 yang sekarang menjadi Jalan proklamasi, Jakarta.

Pada awalnya musyawarah tersebut gagal karena penjajahan Jepang masih berkuasa. Pada 1950-an berniat untuk membangun tempat ibadah agama Islam di pusat Kota Jakarta, kemudian di inisiatifkan kembali oleh Menteri Agama (Menag) saat itu Wahid Hasyim dan Anwar Tjokroaminoto.  

Masjid ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978 ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam. Biaya pembangunan diperoleh terutama dari APBN sebesar Rp7.000.000.000.

4. Gedung Sate
Gedung Sate adalah bangunan bersejarah yang tidak hanya terkenal di Indonesia namun juga terkenal sampai mancanegara. Bangunan ini dibangun pada masa pemerintahan belanda sekitar tahun 1920-an dan saat ini menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat. 

Pada awalnya bangunan ini bernama Gedung Hebe atau GB (Gouvernements Bedrijven). Peletakan batu pertama saat awal gedung ini dibangun dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, anak pertama dari Wali Kota Bandung bernama B. coops yang menjadi pengganti atau mewakili Gubernur Jenderal Batavia, yaitu J.P.Graaf Van Limburg Stirum.

Pada 1945 Gedung Sate digunakan sebagai kantor pusat Pekerjaan Umum. Kemudian pada 1980 gedung ini digunakan sebagai Kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat sampai saat ini.

5. Lawang Sewu
Dalam bahasa Jawa berarti seribu pintu, namun sebenarnya hanya ada 429 pintu. Merupakan bangunan tua bersejarah di Semarang, Jawa Tengah.

Proses pembangunannya memerlukan waktu tiga tahun pada masa kekuasaan Belanda. Awalnya Lawang Sewu digunakan sebagai kantor pusat Kereta api swasta milik Belanda bernama Nederlands indische Spoorweg maatschappij atau di ringkas menjadi Nis.

Kantor ini menjadi pelopor pembuatan jalur kereta api pertama di Indonesia yang menghubungkan antara Semarang - Surakarta dan Yogyakarta. Kini. Lawang Sewu menjadi tempat wisata bersejarah dan mistis.

6. Candi Prambanan
Terletak di Yogyakarta, dibangun pada abad ke-9 masehi yang dilambangkan untuk persembahan kepada tiga dewa besar pada agama Hindu yaitu Wisnu, Brahma dan Siwa.

Menurut Prasasti Siwagrha, candi ini dibangun pada era 850-an oleh Rakai Pikatan kemudian dilanjutkan oleh kerajaan Mataram. 

Candi ini juga melekat dengan cerita legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, yaitu kisah cinta yang mengharuskan membuat seribu candi dan dua sumur dalam satu malam. 

Candi Prambanan juga menjadi objek wisata menarik untuk dikunjungi.

7. Benteng Rotterdam
Sebelumnya merupakan benteng peninggalan Kerajaan Gowa - Tallo yang bernama Benteng Jumpandang dibangun pada abad XV, pada abad XVII dimanfaatkan dan dikembangkan oleh VOC menjadi seperti sekarang.

Pada 23 Mei 1940 bangunan ini terdaftar sebagai monumen bersejarah dengan Nomor Registrasi 1010 sesuai Monumenten Staatsblad 1931. Kemudian Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), Benteng Rotterdam digunakan sebagai pusat penelitian ilmu pertanian dan bahasa.

Benteng Rotterdam kemudian dipugar oleh pemerintah pada 1970 dan difungsikan sebagai perkantoran dan salah satu gedung di dalamnya dijadikan museum Provinsi Sulawesi Selatan bernama La Galigo.

8. Jembatan Mahakam
Jembatan yang indah dan modern ini terletak di Balikpapan, Kalimantan Timur. Jembatan Mahakam memiliki nama resmi, yaitu Jembatan Mahkota 1 dan diresmikan pada 1987 oleh Presiden Soeharto menghabiskan biaya Rp7 miliar dengan kontraktor utama, yakni PT Hutama Karya.

Jembatan Mahakam memiliki berbagai cerita mitos salah satunya yaitu kecelakaan yang disangkutkan dengan kisah hantu goyang. Di luar jembatan ini berfungsi sebagai penghubung sekaligus sebagai jalur transportasi yang mampu meningkatkan sektor ekonomi masyarakatnya.

9. Gereja Blenduk
Merupakan salah satu landmark yang ada di Kota Lama, Semarang. Bangunan yang dibangun pada 1753 ini berbeda dari bangunan lain yang ada di Kota Lama pada umumnya memagari jalan dan menonjolkan bentuk. Gereja Blenduk dengan bergaya neo-klasik ini bentuknya sangat menonjol.

Gereja tersebut masih aktif digunakan untuk peribadatan setiap hari minggu. Dinamakan Gereja Blenduk karena bentuk kubahnya yang blenduk dalam bahasa Jawa berarti menggembung, Sampai sekarang belum ada yang mengetahui nama asli gereja ini. 

10. Benteng Vredeburg
Berdirinya benteng Vredeburg di Yogyakarta tidak lepas dari lahirnya Kesultanan Yogyakarta dan dibangun pada tahun 1760 dengan bangunan yang sederhana.

Kemudian pada 1767 oleh gubernur pantai Utara Jawa di Semarang meminta kepada Sultan agar benteng tersebut dibangun lebih kuat untuk menjamin keamanan orang-orang Belanda. 

Benteng Vredeburg merekam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di kota Yogyakarta. Pada masa penguasaan Inggris 1811-1816, benteng ini dikuasai oleh pemerintah Inggris di bawah penguasaan John Crawfurd atas perintah Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles.

Pada 1992 sampai sekarang, berdasarkan SK Mendikbud Fuad Hasan No. 0475/0/1992 Tanggal 23 November 1992, secara resmi Museum Benteng Vredeburg menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Editor : Boby

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network