Saat itu, Ferdy Sambo justru tidak bersama istrinya tapi ke arah lain bersama ADC dan motor Patwal yang sama.
"Baru berapa menit berjalan, kelihatan motor Patwal berhenti, mobil berhenti. Kata penyidik, itu karena ada telepon dari ibu (Putri Candrawathi) ke Pak Ferdy yang menjelaskan ada masalah itu,"jelas Damanik.
Namun, ia tidak mengingat pukul berapa mobil Ferdy Sambo dan motor Patwal berhenti.
Ferdy Sambo Berlari Menuju Rumah Dinas
Dalam tayangan CCTV juga terlihat Ferdy Sambo berlari ke rumah dinasnya setelah mendapat kabar peristiwa baku tembak antara Brigadir Yosua dengan Bharada E atau Richard Eliezer Pudihang Lumiu. Diketahui Brigadir J tewas setelah lima buah timah panas bersarang di tubuhnya.
Putri Candrawathi Menangis Histeris
Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi menangis histeris saat itu. Dia didampingi asisten, setelah menerima telepon dari istrinya tersebut, mobil Ferdy Sambo berusaha berbalik bersama dengan motor Patwal.
Namun saat itu, mobil rombongan Ferdy Sambo kesulitan karena jalan masuk yang sempit. Ferdy Sambo pun langsung berlari ke rumah dinas.
"Tidak berapa lama, ibu kembali ke rumah didampingi asisten yang menunjukkan wajahnya menangis. Kenapa kami bisa mengatakan menangis? Karena CCTV-nya sangat clear, kualitas tinggi," ungkapnya.
Damanik melanjutkan, sebuah mobil Provost dan mobil lain tiba ke lokasi dan langsung menuju ke Rumah Sakit Kramat Jati.
Dia menambahkan, Komnas HAM saat ini masih berusaha mengungkap runtutan di dalam rumah dinas Ferdy Sambo yang saat ini menjadi tempat kejadian perkara baku tembak yang menewaskan Brigadir J. Hal ini, katanya, lantaran CCTV tidak berfungsi saat peristiwa terjadi.
"Apa yang terjadi di dalam rumah itu (rumah dinas Ferdy Sambo) ya tidak terlihat. Itu yang harus dicari dengan bukti-bukti jejak digital yang lain selain keterangan mereka," pungkasnya.
Editor : Boby
Artikel Terkait