Fenomena laut susu belum banyak dipelajari. Hal ini, dikarenakan sifatnya yang terpencil, sulit dipahami serta kejadian seperti ini sangat jarang terjadi.
Hal serupa diperkirakan pernah terjadi di laut Indonesia. Pada tahun 2021, Steven Miller, seorang professor ilmu atmosfer serta penulis studi mengatakan kepada The Guardian bahwa dirinya mengidentifikasi sepetak cahaya di lepas pantai Jawa yang membentang lebih dari 100.000 kilometer persegi.
Miller percaya bahwa ini adalah peristiwa laut susu tetapi tidak dapat dipastikan karena tidak ditemukannya laporan di lapangan. Dia juga telah menerbitkan hipotesanya dalam sebuah makalah dan berharap seseorang yang telah berlayar dapat mengkonfirmasi apa yang telah dipercayanya.
Salah seorang anggota kru dari Ganesha mengubunginya. Miller melakukan wawancara dengan kru dan membandingkan arah kapal dengan koordinat citra satelit.
Kemungkinan cahaya yang dilihatnya mirip dengan kejadian 2019 silam yang dialami oleh para kru kapal Ganesha.
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan para kru, Miller berasumsi hal ini disebabkan oleh bakteri vibrio harveyi, bakteri yang memakan ganggang. Ketika ada cukup banyak bakteri, mereka memancarkan cahaya yang lembut. Bahkan dikabarkan toilet kapalpun ikut bersinar.
Bagaimana bakteri ini menerangi area lautan memang masih menjadi misteri, namun saat ini ilmuwan bisa menemukan lautan susu melalui citra satelit. Sama seperti yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui apa yang menjadi pemicu dari kejadian ini.
Miller bahkan berharap, suatu hari nanti manusia dapat memprediksi di mana dan kapan lautan susu akan terjadi selanjutnya
Editor : Boby
Artikel Terkait