Meski begitu, proses perampingan BUMN memerlukan waktu. Dia berharap Menteri BUMN selanjutnya dapat meneruskan gagasan tersebut serta melanjutkan program transformasi BUMN.
Ihwal transformasi, Erick bercerita saat dirinya mendapatkan banyak kritikan hingga disebut menteri ngawur saat mengkritisi PT Telkom Indonesia Tbk, saat awal dia menjabat.
Kala itu, Erick meminta petinggi BUMN tidak anti perubahan di era disrupsi dan teknologi yang begitu pesat. Erick menilai kemajuan teknologi menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Erick menyinggung Telkom yang justru mengandalkan keuntungan dari anak usahanya yakni Telkomsel. Kata Erick, industri telekomunikasi sudah jauh berubah dengan tidak sekadar menjual layanan pesan suara, melainkan juga data.
Menurutnya, dengan infrastruktur yang dimiliki, Telkom seharusnya bisa mengembangkan bisnisnya lebih masif. "Dulu, dibilang ini menteri nyela Telkom. Hari ini dapat kita lihat berapa valuasi Telkom berapa, Rp 450 triliun," ungkap Erick.
Erick berpesan kepada seluruh insan BUMN untuk meneruskan transformasi dan perubahan agar Program BUMN dapat berkelanjutan.
Editor : Frizky Wibisono