get app
inews
Aa Read Next : Muhammadiyah Pastikan Kadernya Tak Ada yang Berkunjung ke Israel

Ribuan Warga Palestina Peringati Nakba, Kibarkan Bendera Serukan Diakhirinya Perang Gaza

Rabu, 15 Mei 2024 | 12:25 WIB
header img
Peringati Nakba, 3.000 warga Palestina kibarkan bendera serukan diakhirinya perang Gaza (Foto: Reuters)

JAKARTA, iNewsKarawang. id-Dalam rangka memperingati Nakba, sekitar 3.000 orang warga Palestina mengibarkan bendera berbaris di Israel utara pada Selasa (14/5/2024).

Mereka menyerukan diakhirinya perang di Gaza ketika mereka mengambil bagian dalam pawai di dekat kota Haifa yang menandai “Nakba”, atau “malapetaka”, ketika ratusan ribu warga Palestina melarikan diri atau diusir selama perang tahun 1948 yang menyertai pembentukan Israel.

Banyak di antara mereka yang mengibarkan bendera Palestina dan mengenakan jilbab keffiyeh selama acara tahunan Return March, sebuah demonstrasi Palestina yang jarang terjadi di Israel ketika perang di Jalur Gaza berkecamuk.

Banyak yang memegang botol air, dan beberapa mendorong kereta bayi saat mereka berjalan di sepanjang jalan tanah. Seseorang mengangkat setengah semangka, yang menjadi simbol Palestina setelah Israel melarang bendera tersebut karena warnanya merah, hijau dan hitam. Yang lain menyerukan agar warga Palestina dibebaskan dari pendudukan Israel.

“Ini adalah bagian dari pembebasan kami,” kata Fidaa Shehadeh, Koordinator Koalisi Perempuan Melawan Senjata dan mantan anggota Dewan Kota Lydd.

“Ini bukan hanya tentang mengakhiri pendudukan tetapi juga tentang memberikan kesempatan kepada semua pengungsi untuk kembali ke tanah air mereka,” lanjutnya.

Sekitar 700.000 warga Palestina meninggalkan atau terpaksa meninggalkan rumah mereka selama perang tahun 1948. Shehadeh mengatakan keluarganya terpaksa mengungsi dari desa pesisir Majdal Asqalan, beberapa di antaranya melarikan diri ke kota Lydd yang kemudian menjadi Israel dan yang lainnya ke Gaza. Dia menganggap dirinya sebagai pengungsi internal.

Dia mengatakan pengungsi tetap menjadi pengungsi 76 tahun kemudian.

Shehadeh mengatakan paman dan bibinya di Gaza, yang terakhir kali ia kunjungi pada tahun 2008 dengan persetujuan Israel, kini kembali mengungsi saat mereka mencoba melarikan diri dari pemboman Israel.

Mereka tidak tahu apakah atau kapan mereka bisa kembali ke rumah mereka.

Shehadeh mengatakan dia melakukan perjalanan ke Tepi Barat hampir setiap minggu untuk mengisi e-SIM untuk kerabatnya di Gaza sehingga mereka dapat tetap berhubungan.

“Terkadang kami menunggu berhari-hari untuk menerima pesan 'selamat pagi', itulah cara kami mengetahui siapa pengirimnya masih hidup,” ujarnya.

Lebih dari 35.000 warga Palestina tewas dalam perang Gaza, kata pejabat kesehatan Gaza. Israel memulai serangannya di Gaza, yang diperintah oleh Hamas, setelah serangan pada 7 Oktober yang dipimpin oleh orang-orang bersenjata dari kelompok militan Islam tersebut yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan 253 orang diculik, menurut penghitungan Israel.

Editor : Boby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut