JAKARTA,iNewsKarawang.id-Meningkatnya ketegangan geopolitik dapat mempercepat proses deglobalisasi perekonomian dunia , yang dampaknya dapat berdampak luas bagi semua pihak.
Demikian peringatan yang dikeluarkan oleh Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde.
Lagarde mengungkapkan, semakin banyak tanda-tanda bahwa ekonomi global terpecah menjadi blok-blok yang bersaing. Seperti Eropa kini berada pada titik kritis, dan menghadapi serangkaian tantangan bersama, termasuk deglobalisasi, demografi, dan dekarbonisasi. "Berfokus pada Eropa menunjukkan adanya penurunan berkelanjutan dalam populasi usia kerja, yang akan dimulai pada awal tahun 2025," papar Lagarde pada Kongres Perbankan Eropa, yang dikutip RT, Sabtu (18/11/2023).
Lagarde melanjutkan, ketika hambatan perdagangan baru muncul, kita perlu menilai kembali rantai pasokan dan berinvestasi pada rantai pasokan baru yang lebih aman, efisien, dan lebih dekat dengan wilayah kita.
" Seiring bertambahnya usia masyarakat kita, kita perlu menerapkan teknologi baru sehingga kita dapat menghasilkan output yang lebih besar dengan lebih sedikit pekerja," terangnya.
Menurut Lagarde, pemerintah mempunyai tingkat utang tertinggi sejak Perang Dunia II, dan pendanaan pemulihan Eropa akan berakhir pada tahun 2026. "Bank akan memiliki peran penting, namun kita tidak dapat mengharapkan mereka mengambil begitu banyak risiko pada neraca keuangan mereka," ujarnya.
Peringatan Lagarde ini menyusul laporan sebelumnya oleh ECB mengenai perekonomian global yang sedang menjalani periode "perubahan transformatif". Menurut ECB, dunia yang terfragmentasi berarti kondisi inflasi dan ketidakpastian finansial yang lebih tinggi.
Editor : Boby