NEW JERSEY, iNewskarawang.id - Benda luar angkasa seperti bebatuan atau yang disebut dengan meteoroid kerap jatuh ke bumi, lantaran tertarik oleh gravitasi bumi. Meski demikian, sangat jarang dari meteor-meteor tersebut yang menghantam permukaan bumi.
Pasalnya, ketika memasuki atmosfer bumi, meteor akan memanas dan terbakar habis. Meteor sendiri, tersusun dari bebatuan dan bongkahan logam seperti besi serta nikel, serta ada beberapa kandungan yang tidak didapatkan di bumi.
Meski demikian, tidak semua meteor hancur sebelum memasuki atmosfer bumi, ada juga loh yang berhasil menghantam bumi.
Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, sebuah meteorit ditemukan menghantam atap rumah warga di Hopewell Township New Jersey, Amerika Serikat.
Setelah melalui proses analisis ilmuwan, diketahui usia meteoroid itu sekitar 4,6 miliar tahun yang setara dengan umur tata surya kita. Batuan itu sebelumnya menabrak rumah Suzy Kop dan ditemukan pada 8 Mei lalu.
Akibat peristiwa itu, terdapat dua lubang di langit-langit rumah dan lantai pun rusak. Kondisi batuan saat ditemukan masih hangat, tepat berada di kamar tidur ayahnya Kop sekitar tengah hari.
Untungnya tidak ada korban luka pada saat itu. Setelah petugas membersihkan lokasi, Kop menyerahkan batuan luar angkasa tersebut ke perguruan tinggi terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dikutip dari Space.com, Ketua Departemen Fisika The College of New Jersey (TCNJ) Nathan Magee mengatakan batuan itu merupakan meteorit dalam kelas yang disebut chondrite.
Chondrite merupakan batuan primitif yang membentuk 85% meteorit di Bumi dan kebanyakan ditemukan di Antartika.
Batuan yang ditemukan di New Jersey ini memiliki panjang 15 x 10 sentimeter.
Magee kemudian berkonsultasi dengan Jerry Delaney, seorang pensiunan pakar meteorit. Tim mengonfirmasi bahwa batuan luar angkasa itu berusia sekitar 4,56 miliar tahun.
Artinya, dia telah ada sejak awal tata surya terbentuk. Meteorit ini memiliki berat 0,9 kilogram dan akan diberi nama Titusville, NJ yang merupakan alamat pos paling dekat dengan lokasi pendaratannya.
"Dalam kondisi sangat baik, dan salah satu dari sejumlah kecil chondrite serupa yang disaksikan jatuh yang diketahui sains," kata Magee.
Pada bagian lapisan atasnya terdapat kerak menghitam dengan tebal beberapa milimeter yang terbakar sebagian di atmosfer Bumi.
Magee juga menjelaskan bahwa mineral meteorit berwarna biru dan abu-abu dengan sejumlah kecil logam lain yang tercampur.
Meteorit itu merupakan chondrite kelas LL-6 yang mempunyai besi lebih sedikit dari anggota keluarganya yang lain.
Benda luar angkasa ini lebih 30 hingga 40% lebih padat dari batuan paling umum di Bumi, seperti batu tulis atau granit. "Jadi jelas itu bukan batuan Bumi," kata Magee.
Sebelum masuk ke Bumi, meteorit akan mengalami panas dan terbakar di luar angkasa. Hal inilah yang dapat mengubah struktur dan komposisinya.
Editor : Frizky Wibisono