JAKARTA, iNewsKarawang.id - Seperti yang diketahui, baru-baru ini Indonesia batal menyelenggarakan Piala Dunia U-20 2023 karena adanya polemik penolakan Timnas Israel U-20 bermain di Tanah Air.
Perlu diketahui Indonesia bukanlah negara pertama yang menolak bertanding melawan negara yang masih menyerang Palestina tersebut. Penolakan tersebut terjadi selain karena ditolak bermain di Tanah Air, sebagian pihak pun tak mau Timnas Indonesia U-20 bermain melawan Israel.
Berikut 5 Negara yang Menolak Tanding Sepakbola Lawan Israel:
5. Indonesia
Selain yang baru saja terjadi, Timnas Indonesia sejatinya sudah sempat menolak bermain dengan Israel sejak Kualifikasi Piala Dunia 1958. Pada saat itu, Indonesia memilih untuk tak lolos ke Piala Dunia 1958 karena tak mau berjumpa dengan Israel.
4. Turki
Masih dari Kualifikasi Piala Dunia 1958, Timnas Turki ternyata juga sempat dipertemukan dengan Israel. Namun, negara tersebut menolak dengan tegas.
Seperti yang diketahui, Turki sama seperti Indonesia yang sangat mendukung Palestina. Karena hal tersebut, Turki seperti tak sudi berhadapan dengan Israel dan memilih melepaskan kesempatan bermain di Piala Dunia 1958.
3. Mesir
Memiliki solidaritas yang tinggi terhadap Palestina, Mesir sempat menolak bertanding melawan Israel di Kualifikasi Piala Dunai 1958. Pada saat itu, Mesir berada satu grup dengan Indonesia dan Israel.
Jadi, di momen yang sama Mesir, Turki, dan Indonesia kompak menolak bermain melawan Israel.
2. Iran
Timnas Iran menjadi pihak yang ikut menolak bermain melawan Israel. Bahkan ada dua pemain mereka yang dicoret dari skuad Timnas Iran hanya karena ketahuain bertanding melawan klub Israel.
Kedua pemain yang dimaksud adalahj Iran Hajsafi dan Shojaei.
1. Argentina
Pada 2018 silam, Argentina memiliki jadwal bertanding melawan Israel di sebuah laga uji coba. Namun, dikabarkan para pemain Timnas Argentina yang dipimpin oleh Lionel Messi itu menolak menghadapi Israel.
Alhasil, Federasi Sepakbola Argentina (AFA) membatalkan laga melawan Israel. Keputusan AFA lantas mendapatkan respons positif dari berbagai pihak, termasuk dari sisi Palestina.
Editor : Frizky Wibisono