MUSIRAWAS, iNewsKarawang.id - Ramai di media sosial kisah pasangan Andika Syahputra dan Nadia Oktaviani menjadi viral setelah videonya yang naik perahu menuju lokasi akad nikah dan resepsi, dikarenakan rumah yang semestinya menjadi tempat hajatan terendam banjir.
Persiapan pernikahan Nadia dan Andika, panggilan akrab keduanya sebenarnya sudah direncanakan dan dimatangkan jauh hari. Bahkan, tiga hari jelang hari H, tenda pun ditegakkan di sebuah tanah lapang depan rumah mempelai wanita di desa Lubuk Pandan.
Namun dikarenakan kondisi alam yang menyebabkan rumah mempelai wanita yang akan dijadikan tempat hajatan teredam banjir. Sehingga tenda, panggung dan lainnya dipindahkan ke ujung desa yang tidak terdampak banjir. Karena di desa mereka ketinggian air banjir masih setinggi 2-3 meter.
Untuk antisipasi karena takutnya, air makin naik dan luapan meluas. Kemudian mengganggu rangkaian acara pernikahan yang sudah dijadwalkan 15 Maret 2023 pukul 10.00 WIB. Dan undangan sudah tersebar luas. Tentu akan malu jika dibatalkan.
“Kami sudah cemas, takut acara pernikahan keponakan kami itu batal, untunglah, hasil rembuk keluarga dan besan, diputuskan agar tenda dan pangung segera dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Sekitar 200 meter dari lokasi lama,” kata Solehan, paman Andika.
Dan secara bergotong royong, keluarga, kerabat dan warga memindahkan tenda dan peralatan untuk acara pernikahan dan resepsi ke pangkal dusun. Di sana, geografinya lebih tinggi dari lokasi awal acara.
“Alhamdulillah, tenda dan pelaminan berhasil dipindahkan,” katanya.
Kemudian muncul persoalan lain. Jalan dari desa menuju lokasi pernikahan yang baru itu terendam banjir. Tak bisa dilalui motor dan mobil lagi.
“Untungnya ada perahu ketek milik warga sini. Biasa digunakan untuk mencari ikan maupun untuk menyeberangi sungai ketika ke kebun,” ungkap Solehan.
Menggunakan perahu bermesin itulah, pasangan Nadia dan Andika “diangkut” dari rumah ke lokasi tenda. “Jadi Rabu pagi, keponakan saya datang ke rumah pengantin wanita. Di sana mereka dirias dulu, baru naik perahu ke lokasi tenda acara,” ceritanya.
Bahkan keluarga juga sempat khawatir karena penghulu yang akan menikahkan ditakutkan tidak bisa datang karena kondisi di berapa desa masih dilanda banjir.
“Tapi Alhamdulillah penghulu bisa melewati jalan-jalan yang banjir hingga tiba di lokasi acara,” katanya.
Para tamu undangan yang juga sempat dipasrahkan tidak bisa datang, ternyata sebagian masih bisa menghadiri acara pernikahan sekaligus resepsi Nadia dan Andika. Terutama warga sekitar. “Kalau tamu undangan dari pusat kecamatan dan sejumlah desa di Muara Lakitan, banyak tidak bisa datang karena wilayah mereka juga terendam banjir,” ungkapnya.
Setelah penghulu datang dan saksi lengkap, ijab qobul pun dimulai pukul 10.00 WIB. Molor sekitar dua jam dari jadwal semula.
“Alhamdulillah akhirnya acara berlangsung lancar, khidmat meski di tengah suasana banjir,” pungkas Solehan. Kini, keponakannya dan istrinya, Nadia dan Andika resmi menyandang status suami istri.
Editor : Frizky Wibisono