JAKARTA, iNewsKarawang.id - Sampai saat ini, cuaca yang ekstrem masih berlangsung dan sering terjadi hujan tiba-tiba. Ketika cuaca tidak menentu, kasus leptospirosis atau penyakit kencing tikus di Indonesia semakin meningkat, terutama di Jawa Tengah (Jateng) dengan jumlah tertinggi mencapai 111 kasus.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, saat ini belum ada laporan mengenai kasus leptospirosis di wilayah DKI Jakarta.
"Jawa Tengah ada 111 kasus dan 18 meninggal, Jawa Barat 9 kasus dan meninggal 2, DIY ada 86 kasus dan 12 kematian, serta Sulsel kasus 4 kematian 0," ungkap dr Nadia kepada MNC Portal.
"DKI belum ada sampai saat ini, karena ini berdasarkan laporan dari Provinsi saja," jelas dr Nadia .
Sebelumnya, kasus leptospirosis menjadi sorotan karena ditemukan 6 kasus kematian di Bantul, Yogyakarta.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul Abednego Dani Nugroho mengatakan, jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding dengan tahun lalu.
Pada tahun 2022, hanya terdapat 4 kematian akibat Leptospirosis. Namun, dalam kurun waktu bulan Januari hingga pertengahan bulan Februari, sudah tercatat sebanyak 37 kasus Leptospirosis. Dari jumlah tersebut, terdapat 29 kasus pada bulan Januari dan 8 kasus pada periode Februari hingga tanggal 20 kemarin.
"Paling banyak temuan di Kapanewon Kasihan dengan jumlah 10 kasus, Kapanewon Pandak 6 kasus. Kemudian Kapanewon Bambanglipuro dan Bantul masing-masing 4 kasus, Sewon 3 kasus dan kapanewon lain rata-rata satu kasus," kata dia.
Lalu apa saja gejala leptospirosis?
Gejala penyakit leptospirosis yang dapat dirasakan oleh pasien yang terjangkit, di antaranya adalah:
1. Demam Mendadak
2. Lemah
3. Mata merah
4. Kekuningan pada kulit
5. Sakit kepala
6. Nyeri otot betis
Jika menemukan berbagai gejala tersebut, sebaiknya penderita segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.
Editor : Boby