Rasa Cinta Bisa Diteliti dengan Sains? Ini Jawabannya
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2023/03/04/08800_apakah-rasa-cinta-bisa-diteliti-dengan-sains-cek-faktanya.jpeg)
JAKARTA, iNewsKarawang.id - Sebagaimana diketahui cinta sebenarnya memiliki banyak arti. Terkadang, orang bisa mengatakan bahwa mereka "mencintai" suatu benda. Maksudnya, mereka benar-benar menyukai atau menikmati benda tersebut.
Sudah barang tentu arti “cinta” akan sangat berbeda jika Anda mengatakan "mencintai" orang lain atau sekelompok orang.
Bahkan arti cinta antar manusia, juga berbeda-beda. Cara Anda mencintai keluarga Anda, tentu saja akan berbeda dengan cara Anda mencintai teman-teman Anda dan tentu saja akan sangat berbeda dengan cara Anda mencintai pasangan. Dengan penjelasan tersebut, definisi cinta benar-benar abstrak.
Ternyata, rasa cinta bisa dijelaskan lewan sains, atau setidaknya, sains dapat memberi tahu kita apa yang terjadi di dalam otak saat seseorang merasakan cinta.
Ketika Anda mencintai teman dan keluarga Anda, tentu Anda ingin menghabiskan waktu bersama mereka. Anda ingin mereka menjadi bagian dari hidup Anda untuk waktu yang lama.
Itu disebut keterikatan, dan itu adalah salah satu jenis cinta. Ketika Anda berada di sekitar orang-orang yang Anda anggap memiliki keterikatan, otak Anda bereaksi dengan cara tertentu.
Dilansir dari Wonderopolis, Otak melepaskan banyak sekali dua zat kimia yaitu oksitosin dan vasopresin. Zat kimia ini membuat Anda merasa terikat pada orang yang Anda cintai sebagai keluarga dan teman.
Bagaimana dengan cinta dalam konteks romantis? Ini disebut dengan ketertarikan, saat kita mengalami keterikatan, zat dopamin, norepinefrin, dan serotonin mengalir ke seluruh tubuh.
Tentu saja, ketika orang merasakan cinta dalam konteks romantis untuk waktu yang lama, mereka juga mengembangkan rasa keterikatan.
Itu berarti otak mereka juga melepaskan zat oksitosin dan vasopresin. Para ahli telah menemukan bahwa otak sering kali terus mengirimkan zat kimia ini ketika hubungan ini berakhir. Itu bisa menjadi pengalaman yang sangat sulit.
Bagaimana proses ketika Anda baru saja naksir seseorang? Tentu saja, ini berbeda dengan cinta dalam konteks romantis.
Otak Anda melepaskan testosteron dan estrogen, terkadang naksir bisa berubah menjadi ketertarikan atau bahkan keterikatan setelah beberapa waktu. Di lain waktu, rasa suka itu bisa hilang begitu saja.
Editor : Boby