get app
inews
Aa Read Next : Wapres Beberkan Isu Krusial di Pemilu 2024: Hoaks, Politik Identitas, dan Politik Uang

PDIP Memilih Simpan Capres, Pengumuman Last Minutes? Sebut Analis Politik

Jum'at, 13 Januari 2023 | 17:24 WIB
header img
Megawati Soekarnoputri. (Foto: Okezone.com)

JAKARTA, iNewsKarawang.id - Berdasarkan aturan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold, PDIP menjadi satu-satunya partai yang mempunyai golden tiket untuk dapat mengusung bakal capres tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Analis politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Power Ikhwan Arif menyampaikan hal itu pada Kamis (12/1/2023).

Menurut Ikhwan, dengan modal kursi di DPR saat ini, PDIP dapat mencalonkan presiden dan wakil presiden sendiri.

"PDIP punya dua nominasi kandidat capres potensial di 2024, kalu dilihat dari pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, besar kemungkinan PDIP akan mengusung sendiri bakal capres dan cawapres, dan tidak menutup kemungkinan partai lain yang akan tertarik bergabung ke koalisi PDIP,"paparnya. 

Diuraikanya, berdasarkan hitung-hitungan presidential threshold, PDIP bisa saja nunjuk Puan atau Ganjar tanpa berkoalisi dengan partai politik lain. Tapi dalam tradisi Pilpres gabungan partai politik sangat dibutuhkan untuk menambah kekuatan politik dalam merebut suara pemilih,” ucap Ikhwan.

Menurutnya PDIP akan kewalahan jika mengusung capres dan cawapres sendiri, namun PDIP mempunyai infrastruktur politik yang kuat. Berdasarkan pada hasil pemilu sebelumnya PDIP berhasil menjalankan mesin partai sehingga memperolehkemenangan berturut-turut. Inilah potensi besar PDIP akan membentuk koalisi tunggal.

"Berkaca pada pemilu sebelumnya PDIP berhasil memperoleh kursi terbanyak di tingkat legislatif dan juga eksekutif. Tidak menutup kemungkinan PDIP percaya diri di Pilpres 2024 dengan mengusung kandidatnya sendiri,” tutur ikhwan.

Beberapa waktu lalu PDIP sempat melakukan silaturahmi politik dengan mengunjungi beberapa petinggi partai politik yaitu Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum partai NasDem Surya Paloh. Alhasil pertemuan tersebut tidak menunjukkan titik temu pembentukan koalisi.

"Penjajakan politik yang dibungkus dengan silaturahmi politik sebenarnya PDIP ingin menawarkan berkoalisi dengan partai politik manapun apalagi yang diutus Puan Maharani sebagai salah satu kandidat untuk maju sebagai Capres dari internal PDIP. Penjajakan politik itu sekaligus branding politik nama Puan Maharani sebagai capres terkuat PDIP,”” ungkap Ikhwan.

Ia mengatakan Puan Maharani lebih berpeluang besar mendapatkan tiket capres dibandingkan Ganjar Pranowo, hal itu terbukti ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengutus Puan Maharani dalam penjajakan politik beberapa waktu lalu.

Secara garis keturunan atau trah Soekarno, kata Ikhwan, daya tawar Puan memang lebih besar, kedekatannya dengan Megawati sebagai Ketua Umum menjadi faktor utama peluang tiket capres lebih besar. Apalagi saat ini Puan menduduki jabatan kursi Ketua DPR RI, sehingga tidak menutup kemungkinan langkah Ganjar semakin sempit.

“Ganjar Pranowo bisa saja merebut tiket capres PDIP, karena sampai hari ini Ganjar menunjukkan sikap disiplin dalam menunggu instruksi pilihan Ketua Umumnya meskipun desakan maju sebagai capres dari relawan politiknya sangat kuat. Sikap politik Ganjar ini dinilai mampu mempengaruhi arah pilihan petinggi PDIP dalam menentukan siapa yang benar-benar layak mewakili suara partai,” ujar dia.

Ia juga menuturkan tidak menutup kemungkinan keduanya mewakili suara partai PDIP untuk maju sebagai capres atau cawapres.

"Pilihan alternatif bagi PDIP bisa saja mengusung keduanya sebagai capres atau cawapres, ini semakin memperkuat potensi besar PDIP sebagai koalisi tunggal nantinya, justru akan ada partai politik lain yang tertarik bergabung ke koalisi PDIP, sebab ada nama Ganjar Pranowo sebagai salah satu capres potensial yang sering diperebutkan oleh partai politik lain,” lanjutnya.

Hingga hari ini ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum menyatakan secara resmi berkoalisi dengan partai politik pilihan PDIP.

Menurut Ikhwan, yang ditunggu saat ini adalah pernyataan resmi Ketua Umum PDIP yang akan mempengaruhi peta koalisi Pilpres 2024, terutama arah koalisi partai politik yang masih tergabung dalam pemerintahan Presiden Jokowi.

“Jika yang dipilih Puan sebagai capres saya yakin Ganjar akan jadi rebutan partai politik lain, karena memiliki elektabilitas yang cukup tinggi dalam bursa capres. Besar kemungkinan KIB akan menjadi sekoci alternatif bagi Ganjar, apalagi nama Ganjar sering disebut sebagai salah satu capres pilihan partai pengusung KIB,” katanya.

Jadi, potensi besarnya akan muncul roadmap koalisi pilpres di 2024 yaitu KIB (PAN, Golkar, PPP), kemudian Koalisi Indonesia Raya (Gerindra dan PKB), Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat dan PKS) kemudian PDIP sebagai koalisi tunggal.

Berdasarkan pidatonya ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terlihat jelas PDIP berusaha untuk mengulur waktu mendeklarasikan nominasi bakal capres dan cawapres. Dalam konteks pilpres strategi deklarasi capres last minutes sangat menentukan, PDIP sedang memanfaatkan momentum ini untuk menyimpan nominasi nama bakal capres dan cawapres yang sudah ada seperti nama Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.

Di samping itu faktor presidential threshold sangat menentukan langkah politik PDIP dalam menentukan berkoalisi atau tidaknya dengan partai politik lain. Dengan modal presidential threshold PDIP bisa saja mengusung nama Ganjar atau Puan tanpa berkoalisi dengan partai politik lain justru sebaliknya partai politik lain yang akan tertarik bergabung dengan PDIP.

PDIP lebih memilih menyimpan nominasi bakal capres dan cawapres yang sudah ada di kantongnya Megawati. Ini sebuah pertanda bahwa Ganjar Pranowo masih punya kesempatan besar untuk diusung sebagai capres pilihan PDIP. Pernyataan ini sebagai ujian kesabaran bagi Ganjar Pranowo ditengah semakin besarnya desakan dari relawan politik.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan “Ibu Mega telah memutuskan bahwa rencana mengumumkan capres pada tahun 2023. Jadi itu bocoran yang saya sampaikan, bahwa bocoran akan diumumkan pada tahun 2023,” ucap Hasto usai acara Refleksi Akhir Tahun 2022 DPP PDIP, Jumat, 30 Desember 2022.

Editor : Boby

Follow Berita iNews Karawang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut